Trading Company (Perusahaan Dagang): Jenis dan Karakteristik

Written by Tika Ulfianinda

Trading Company

Secara tidak langsung, setiap hari kita tidak terlepas dari transaksi jual beli untuk memperoleh sebuah barang atau jasa. Dalam industri pun dikenal dengan dua jenis perusahaan yaitu perusahaan dagang dan perusahaan non-dagang. Perusahaan dagang sering disebut dengan trading company. Pada artikel ini saya akan menjelaskan mengenai trading company, tetapi bukan trading yang kita kenal dalam saham. Yuk ketahui apa itu perusahaan dagang beserta karakteristik, jenis dan kegiatannya!

Pengertian Trading Company

Trading company atau dikenal dengan perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali barang dagang dengan tujuan mencari keuntungan. Tetapi perusahaan dagang tidak memberikan nilai tambah pada barang yang dijualnya. Perusahaan dagang akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual barang dengan harga beli barang. Jenis barang yang mereka jual dapat berupa bahan baku, barang setengah jadi,  barang jadi, barang komoditas dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Apa Beda Ritel dan Distributor? Jenis dan Ciri-Ciri

Karakteristik Trading Company

Berikut ini beberapa poin yang menjadi pembeda antara perusahaan dagang dan non-dagang.

  • Kegiatannya berupa pembelian dan penjualan barang, pengeluaran biaya, penyimpanan barang di gudang dan pemeliharaan persediaan.
  • Tidak ada proses produksi yang mengubah bentuk dan nilai barang.
  • Total laba yang diperoleh didapatkan dari total penjualan dikurangi dengan total pembelian dan biaya operasional perusahaan.
  • Perusahaan memakai akun inventory atau persediaan yang terdapat di dalam laporan laba rugi, laporan neraca dan perhitungan HPP.

Jenis Trading Company

Perusahaan dagang dapat dibedakan berdasarkan barang yang diperjualbelikan dan jenis konsumennya. Agar Anda bisa membedakannya, berikut penjelasannya:

Berdasarkan Barang Dagang

Trading Company Bahan Baku Produksi

Perusahaan jenis ini menjual bahan baku (raw material) yang masih harus diolah lagi oleh pembelinya agar konsumen bisa menggunakan produk tersebut. Bahan baku akan diolah dengan alat dan teknik tertentu untuk menghasilkan produk lain. 

Umumnya, perusahaan dagang jenis ini memiliki target market yang berupa sektor industri yang memerlukan bahan mentah seperti pabrik, atau dapat juga business to business (B2B). Contoh produk bahan baku adalah kayu yang akan dijadikan furniture atau benang yang dijadikan bahan atau keperluan fashion lainnya.

Trading Company Barang Jadi

Kalau sebelumnya jual-beli bahan baku, kalau di perusahaan jenis ini menjual barang yang berupa produk akhir yang siap dipakai oleh konsumen. Contoh barang yang dijual adalah makanan instan, barang elektronik, barang rumah tangga, pakaian dan masih banyak lagi. Jenis bisnisnya pun lebih mengarah pada business to consumer (B2C) yaitu penjualan langsung ke konsumen. Tetapi dapat juga ke bisnis lain atau B2B.

Berdasarkan Jenis Konsumen

Pedagang Besar (Wholesaler)

Wholesaler merupakan salah satu jenis trading company yang membeli barang langsung dari pabrik dalam jumlah yang besar. Produk yang mereka beli akan dijual kembali dalam jumlah besar juga. Wholesaler memiliki gudang yang cukup besar untuk menyimpan persediaan yang jumlahnya tidak sedikit. Pedagang grosir merupakan salah satu contohnya, pembeli akan mendapatkan harga lebih murah daripada harus membeli secara eceran.

Barang tadi bisa Anda jual kembali ke pihak perantara yang memerlukan persediaan produk dalam jumlah besar untuk dijual. Dengan cara tersebut, Anda bisa memperoleh profit lebih besar dari penjualan karena mendapatkan harga beli rendah.

Baca Juga: Manajemen Gudang dan 4 Permasalahan yang Sering Dihadapi

Pedagang Perantara (Middleman)

Middleman merupakan pihak yang berada diantara wholesaler dan retailer (pedagang eceran). Pedagang perantara kegiatannya membeli barang dalam jumlah besar lalu dijual kembali ke penjual eceran dalam skala penjualan yang lebih kecil. Penjual perantara ini tidak menjual produknya langsung ke konsumen. 

Pedagang Eceran (Retailer)

Yang terakhir, ada pedagang eceran atau retailer dimana kegiatan utamanya adalah menjual produk langsung ke konsumen tingkat akhir dalam jumlah ecer atau satuan. Contoh dari pedagang eceran sering sekali kita temui di kehidupan sehari-hari seperti toko kelontong, swalayan, supermarket dan lain sebagainya.

Kegiatan Trading Company

Ada beberapa kegiatan trading company yang membuatnya berbeda dengan bisnis lain seperti perusahaan jasa. Apa saja itu? 

Pembelian 

Kegiatan yang pertama adalah pembelian berbagai jenis produk atau barang yang diminati oleh konsumen. Pembelian barang ini akan menentukan produk apa yang akan dijual oleh perusahaan/bisnis Anda. Contohnya membeli persediaan bahan baku kain untuk dijadikan pakaian atau membeli persediaan makanan instan untuk dijual kembali ke konsumen. Selain barang atau produk, perusahaan juga dapat membelinya dalam bentuk aset atau aktiva.

Pengeluaran Biaya

Dari kegiatan pembelian barang, maka secara tidak langsung perusahaan juga akan mengeluarkan biaya untuk pembayarannya. Semua transaksi pengeluaran kas harus dicatat agar memudahkan dalam membuat laporan keuangan dan tidak menimbulkan kerugian karena human-error seperti lupa catat dan salah hitung. Contoh pengeluaran biaya trading company adalah pembayaran utang, sewa gudang, tenaga kerja, pajak dan lain-lain.

Penjualan

Penjualan menjadi proses inti dalam trading company karena dari kegiatan ini perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh dapat dijadikan sebagai modal untuk membeli barang lagi dan memelihara persediaan barang di gudang.

Penerimaan Uang

Selain mengeluarkan biaya untuk kegiatan operasi perusahaan, perusahaan juga menerima uang untuk menjaga cash flow tetap aman. Perusahaan menerima uang dari aktivitas pembayaran dan pelunasan dari konsumen. Penerimaan uang pun wajib dicatat dalam buku kas agar memudahkan dalam memonitor cash flow dan pembuatan laporan keuangan.

Baca Juga: 5 Alasan ERP Distributor Wajib Digunakan di Bisnis Anda

Kesimpulan

Trading company atau perusahaan dagang memiliki karakteristik adanya kegiatan jual beli produk, pengeluaran biaya dan penerimaan uang, serta penyimpanan dan pemeliharaan stok barang.

Berdasarkan barang yang dijual, perusahaan dagang ada yang menjual bahan baku dan barang jadi yang siap dipakai konsumen. Berdasarkan tipe konsumennya terdapat wholesaler, pedagang perantara dan pedagang eceran.

Bagi perusahaan dagang yang memiliki ratusan bahkan ribuan persediaan barang pasti akan kewalahan jika pencatatan pembelian, penjualan, dan persediaan barangnya masih menggunakan cara manual. Belum lagi kalau menemukan kesalahan hitung dan malah menyebabkan kerugian.

Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan Anda dapat menggunakan software ERP seperti MASERP yang memiliki berbagai fitur dan modul untuk trading company. Aktivitas pembelian, penjualan, pengeluaran dan penerimaan uang, persediaan barang, dan berbagai aktivitas lainnya dapat terintegrasi dan prosesnya pun dapat dibuat otomatis sehingga karyawan Anda tidak perlu lagi double input.

MASERP memiliki fitur Barcode Scanner untuk penerimaan barang, surat jalan dan penjualan produk yang bisa membantu meningkatkan kecepatan dan keakuratan kinerja Anda.

Dengan fitur Serial Number dan Batch Number di MASERP, Anda bisa melacak expiry date demi menjaga kualitas produk. Fitur Quantity Minimum akan memberikan warning kepada Anda apabila persediaan fisik sudah berada pada jumlah di bawah Qty Min yang sudah disetting.Untuk mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan bagi perusahaan Anda, langsung saja konsultasikan apa yang Anda butuhkan kepada konsultan ahli kami, gratis!

New call-to-action

Tips Strategi Employer Branding Bagi Perusahaan

Apa Itu Forex? 4 Tips Forex dan Cara Kerjanya!