Rekonsiliasi Fiskal Positif & Negatif: Jenis dan Tahapan Membuatnya

Written by Tika Ulfianinda

Rekonsiliasi Fiskal

Laporan keuangan yang sudah dibuat berdasarkan standar akuntansi keuangan belum tentu sama dengan peraturan perpajakan sehingga diperlukan rekonsiliasi fiskal atau koreksi fiskal. Laporan keuangan yang direkonsiliasi dengan koreksi fiskal akan menyajikan laporan keuangan fiskal.

Untuk memahami lebih lanjut mengenai rekonsiliasi fiskal dari jenis hingga tahapan melakukannya, yuk simak pembahasannya di bawah ini!

Apa Itu Rekonsiliasi Fiskal

Pengertian rekonsiliasi fiskal itu sendiri merupakan cara untuk mencocokkan perbedaan yang ada di laporan keuangan komersial yang sudah disusun berdasarkan standar keuangan akuntansi dengan laporan keuangan fiskal. Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh Wajib Pajak.

Dokumen rekonsiliasi ini bentuknya berupa lampiran SPT tahunan PPH badan yang isinya penyesuaian antara laba dan rugi komersial sebelum pajak dengan laba rugi yang sesuai dengan peraturan perpajakan.

Rekonsiliasi juga dilakukan untuk semua hal yang terdapat pada laporan laba rugi yang terdiri dari pengeluaran dan pendapatan, biasanya terdapat perbedaan antara keduanya baik dalam penempatan maupun pengakuan biaya.

Perbedaan tersebut karena ada perbedaan tujuan antara akuntansi komersial yang berdasarkan pada laba konsep dasar akuntansi, kalau dari sisi fiskal adalah untuk penerimaan negara. Karena alasan tersebut, laporan keuangan SAK harus dikoreksi fiskal sebelum dilakukan perhitungan penghasilan kena pajak.

Rekonsiliasi fiskal diterapkan juga pada akun biaya dan penghasilan di laporan keuangan komersial. Ada koreksi fiskal penghasilan yang sudah terkena PPh fiskal dan koreksi fiskal penghasilan yang bukan Objek Pajak.

Baca Juga: 4 Unsur Pajak: Subjek, Objek, Wajib Pajak dan Tarif Pajak

Rekonsiliasi Fiskal Negatif

Koreksi fiskal negatif dapat menyebabkan pengurangan pada laba fiskal perusahaan, laba fiskal menjadi lebih kecil daripada laba komersial. Perusahaan mengalami kerugian fiskal lebih besar dibandingkan dengan kerugian komersial. Penyebab rekonsiliasi fiskal negatif:

  • Ada selisih komersial yang nilainya di bawah penyusutan fiskal perusahaan.
  • Ada penghasilan kena PPh (Pajak Penghasilan)  final dan penghasilan bukan Objek Pajak, tetapi masuk dalam bisnis
  • Ada penyusutan fiskal negatif.

Rekonsiliasi Fiskal Positif

Koreksi fiskal menyebabkan keuntungan fiskal perusahaan mengalami kenaikan sehingga nilainya lebih besar dari laba komersial. Penyebabnya antara lain:

  • Ada beban biaya untuk Wajib Pajak
  • Ada faktor dana cadangan
  • Ada imbalan yang berkaitan dengan jasa
  • Ada pajak penghasilan, sanksi administrasi, hibah dan lainnya.

Jenis Rekonsiliasi Fiskal

Ada dua jenis rekonsiliasi fiskal yaitu beda tetap dan beda waktu. Berikut ini penjelasan singkatnya:

Perbedaan Tetap/Permanen

Rekonsiliasi yang pertama adalah beda tetap. Rekonsiliasi ini disebabkan karena transaksi yang diakui oleh wajib pajak sebagai penghasilan atau biaya yang sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Karakteristiknya adalah perbedaan antara laba atau keuntungan setelah pajak dan laba akuntansi sebelum pajak yang muncul karena ada transaksi yang berdasarkan Undang-Undang Perpajakan tidak akan terhapus dengan sendirinya di periode lain.

Laba sebelum pajak atau earning before tax adalah semua pendapatan yang diperoleh perusahaan sebelum dipotong pajak. Kalau laba sesudah pajak merupakan laba yang nilainya berasal dari laba kotor dikurangi pajak, bunga dan biaya operasional.

Perbedaan tetap/permanen akan bersifat positif kalau laba akuntansi yang tidak diakui oleh peraturan pajak dan pembebasan pajak.

Perbedaan negatif terjadi karena ada pengeluaran sebagai beban laba akuntansi yang tidak diakui oleh ketentuan fiskal.

Perbedaan Waktu

Nah, kalau koreksi fiskal beda waktu disebabkan karena ada perbedaan waktu antara sistem akuntansi dengan perpajakan, dan perbedaannya bersifat sementara. Maksudnya, transaksi yang terjadi pada akuntansi komersial dan pajak adalah sama, perbedaannya ada di waktu alokasi biaya.

Perbedaan positif disebabkan karena pengakuan beban akuntansi lebih lambat dari pengakuan beban pajak, atau pengakuan penghasilan untuk pajak lebih lambat dari pengakuan penghasilan untuk akuntansi.

Perbedaan waktu negatif ada karena peraturan perpajakan mengakui beban lebih lambat dari pengakuan beban akuntansi, atau ada pengakuan penghasilan akuntansi lebih lambat dari pengakuan penghasilan untuk pajak.

Tahapan Rekonsiliasi Fiskal

  • Kenali penyesuaian fiskal yang diperlukan oleh perusahaan
  • Analisa unsur penyesuaian agar dapat menentukan pengaruhnya pada laba usaha yang terkena pajak
  • Koreksi fiskal dengan memeriksa angka koreksi fiskal negatif dan positif
  • Susun laporan keuangan perusahaan secara fiskal sebagai lampiran SPT Tahunan PPh (Pajak Penghasilan).

Baca Juga: Laporan Perpajakan Perusahaan Beserta Cara Pembuatan dan Contoh

Kesimpulan

Pengertian rekonsiliasi fiskal itu sendiri merupakan cara untuk mencocokkan perbedaan yang ada di laporan keuangan komersial yang sudah disusun berdasarkan standar keuangan akuntansi dengan laporan keuangan fiskal. Ada dua jenis koreksi fiskal yaitu perbedaan tetap/permanen dan perbedaan waktu.

Pencatatan keuangan perusahaan atau bisnis yang baik dan rapi akan memudahkan Anda mengitung tarif pajak yang harus dibayarkan. Untuk memudahkan pencatatan laporan keuangan tersebut, Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti MASERP.

Software MASERP memiliki fitur Auto Number Tax yang membantu mencatat penomoran pajak untuk faktur pajak Anda secara otomatis. Anda juga bisa mengexport data pajak perusahaan Anda dari software MASERP yang dapat langsung diimport ke aplikasi E-Faktur.

Jangan sampai Anda mendapatkan sanksi dari petugas pajak karena pelaporan keuangan salah dan pembayaran pajak melewati batas waktunya.

Semoga artikel tentang unsur-unsur pajak ini dapat membantu Anda. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

New call-to-action

NIB Perusahaan: Pahami Langkah dan Syarat Perizinan Bisnis

Tes Potensi Akademik: 5 Tips Sukses Mengerjakannya