Manajemen Piutang Usaha: Pengertian dan Contohnya

Written by S Nuraini Safitri

Manajemen Piutang

Salah satu cara perusahaan untuk meningkatkan keuntungan adalah melalui penjualan kredit. Penjualan kredit tersebut tentu harus diatur melalui manajemen piutang. Dengan penjualan secara kredit juga memberikan nilai stabil atas aset dan modal usaha sehingga perusahaan tidak akan merugi apabila terjadi penurunan penjualan.

Meski begitu, aktivitas piutang ini harus diatur sedemikian rupa agar tidak berbalik merugikan perusahaan. Di dalam sebuah perusahan, manajemen pada piutang menjadi suatu hal yang sangat penting pada sebuah informasi akuntansi ketika perusahaan harus menentukan berapa jumlah piutang yang optimal bagi sebuah perusahaan.

Selain itu piutang juga harus di kelola secara efisien. Dikarenakan menyangkut suatu laba dan biaya yg timbul karena adanya piutang itu sendiri. Sebab hal ini bertujuan agar semua proses tersebut dapat berjalan dengar lancar dan tidak menyebabkan penumpukan modal yang dapat mengakibatkan pada operasional suatu perusahaan.

Kebijakan piutang yang baik merupakan suatu kebijakan yang dapat mengoptimalkan manajemen piutang usaha dengan mempertimbangkan piutang tersebut.

Pengertian Manajemen Piutang

Pengertian manajemen piutang usaha terdiri dari dua kata yang memiliki arti yaitu manajemen dan piutang. Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengarahan, dan pengawasan yang bertujuan untuk bisa mencapai suatu tujuan organisasi yang telah di tetapkan. Sedangkan piutang merupakan klaim pada pihak lain baik berupa uang, barang, ataupun jasa.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian manajemen piutang adalah suatu proses perencanaan dan pengawasan dalam bentuk klaim kepada pihak lain, perorangan, badan usaha, maupun pihak tertagih atas setiap aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul dari pelaksanaan transaksi penjualan kredit.

Untuk mengendalikan piutang, sebuah perusahaan juga perlu memisahkan keuangan pribadi dan usahanya, serta menetapkan kebijakan kredit pada bisnisnya.

Namun apa yang menyebabkan suatu perusahaan melakukan penjualan secara kredit? Alasannya karena melakukan penjualan secara kredit merupakan suatu cara untuk meningkatkan atau mencegah penurunan penjualan. Sebab apabila suatu penjualan pada usaha Anda semakin meningkat, maka laba suatu usaha juga akan meningkat.

Namun memiliki piutang juga dapat menimbulkan berbagai biaya bagi perusahaan. Maka dari itu perusahaan juga sangat penting untuk melakukan analisis terhadap manajemen piutang usaha untuk meningkatkan kinerja keuangan usaha.

Tujuan Manajemen Piutang

Pengelolaan atau manajemen piutang dilakukan agar perusahaan terhindar dari risiko-risiko yang berasal dari pemasukan kredit seperti:

  1. Seluruh piutang tidak tertagih. Risiko yang terjadi apabila jumlah piutang tidak dapat tertagih sama sekali. Misalnya kurang pengawasan, salah memilih pelanggan dan potensi lainnya seperti adanya kondisi negara yang tidak stabil.
  2. Piutang yang tidak dibayarkan sebagai piutang. Hal ini akan berpengaruh langsung pada pencatatan keuangan yang berakibat mengurangi laba perusahaan.
  3. Pelunasan piutang lewat jatuh tempo. Hal ini mampu menimbulkan beban tambahan pada perusahaan yang jika dilakukan berulang maka bisa merugikan perusahaan.
  4. Perputaran piutang yang rendah pada modal yang dapat mengakibatkan modal yang tertanam dalam piutang semakin besar dan berakhir pada tidak produktifnya modal kerja.
  5. Adanya kecurangan seperti kegagalan penagihan piutang karena pelanggan yang tidak bertanggungjawab atau pencurian kas.
  6. Kesalahan teknis baik dalam hal penagihan maupun pemasukan data.
  7. Data pelacakan piutang hilang atau rusak.
  8. Kinerja SDM penagih piutang yang buruk.

Contoh Soal Piutang Usaha

Untuk memudahkan Anda dalam memahami manajemen piutang usaha ini, berikut akan disajikan contoh soal manajemen piutang dagang berikut ini:

Misalkan sebuah perusahaan dagang PT. Bermuda semula melakukan penjualannya secara tunai. Penjualan yang tercapai pada perusahaan PT. Muda setiap tahunnya rata-rata sebesar Rp. 100 juta. Kemudian perusahaan merencanakan akan menawarkan syarat penjualan n/60. Ini berarti bahwa pembeli bisa membayar pembelian mereka pada hari ke-60. Diperkirakan dengan adanya syarat penjualan yang baru tersebut perusahaan akan bisa meningkatkan penjualan sampai dengan Rp. 1.000.000.000. Profit margin yang diperoleh sekitar 15%. Apakah perusahaan perlu beralih ke penjualan kredit, jika biaya dana sebesar 16%?

Analisis Manajemen Piutang

A: Tambahan keuntungan karena tambahan penjualan:

= (Rp 1.000.000.000 – Rp 100.000.000) x 15% = Rp 135.000.000

B: Analisa Piutang

Perputaran piutang = 360 hari / 60 hari = 6 x dalam setahun

Rata-rata piutang = Rp 1.000.000.000 / 6 = Rp 166.666.666

Dana yang diperlukan untuk membiayai piutang tersebut:

= 85% x Rp 166.666.666 = Rp 141.666.666

Biaya dana yang harus ditanggung karena memiliki tambahan piutang:

=Rp 141.666.666 x 0,16 = Rp 22.666.666

Jadi, tambahan manfaat bersih adalah:

=  Rp 135.000.000 –  Rp 22.666.666 = Rp 112.333.333

Kebijakan Manajemen Piutang

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, manajemen piutang mampu mengontrol siklus piutang mulai dari terjadinya piutang hingga penagihan sehingga tidak mengganggu aliran kas perusahaan. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam penerapan manajemen piutang yaitu sebagai berikut.

Analisis Standar Kredit

Standar kredit merupakan kualitas minimal yang digunakan untuk menilai apakah peminjam layak untuk diberikan kredit atau pinjaman. Dengan menentukan standar kredit, perusahaan bisa menentukan besaran pemberian kredit serta jangka waktu yang diberikan untuk melakukan pelunasan. Ada beberapa versi kriteria dalam menganalisis standar kredit yaitu 5C, 5P, dan 3R.  Adapun analisis standar kredit 5C sebagai berikut:

  • Characteristic: Perilaku pemohon pinjaman yang meliputi kejujuran, keterbukaan, pengalaman dalam meminjam, dan perilaku umum lainnya.
  • Capability: Kemampuan pemohon pinjaman dalam mengelola usahanya.
  • Capital: Utang yang diberikan bukan satu-satunya sumber daya. Namun pemohon juga harus memiliki modal.
  • Collateral: Pemohon harus bisa memberikan jaminan pinjaman.
  • Condition: Keadaan yang terjadi ketika adanya transaksi atau permohonan piutang baik secara makro maupun mikro.

Sedangkan analisis 5P meliputi:

  • Party: Pengelompokan calon pemohon pinjaman.
  • Purpose: Tujuan pemohon pinjaman. Apa yang akan dilakukan dan digunakan dari dana pinjaman tersebut.
  • Prospect: Memprediksi efektivitas hasil dari pinjaman yang diberikan.
  • Protection: Adanya perlindungan atau jaminan atas aset atau uang yang dipinjamkan.
  • payment: menganalisis apakah kredit yang dipinjamkan mampu dikembalikan atau tidak.

Di sisi lain, prinsip analisis kredit 3R dijabarkan lebih sederhana namun cukup menggambarkan aspek-aspek sebelumnya yaitu:

  • Return: Tingkat keberhasilan dari aktivitas piutang baik bagi peminjam maupun pemohon pinjaman.
  • Repayment: Kemampuan pemohon pinjaman untuk melunasi pinjamannya.
  • Risk: Kemampuan pemohon dalam menanggung risiko apabila tidak mampu mengembalikan hutangnya.

Baca Juga: Return on Equity (ROE) Beserta Komponen dan Tujuan Perhitungannya

Persyaratan Kredit

Persyaratan kredit yang dimaksud adalah meliputi ketentuan-ketentuan yang dibuat perusahaan dalam mengelola piutangnya. Syarat kredit meliputi penentuan periode kredit, potongan tunai, penetapan bunga dan syarat-syarat lain yang diberikan kepada pemohon pinjaman. Umumnya, syarat kredit sangat dipengaruhi dengan jenis usaha yang dijalankan, bentuk kerjasama, kondisi kreditur maupun debitur, nilai ekonomis produk, dan sifat relatif lainnya.

Kebijakan Penagihan

Kebijakan penagihan utang sangat didasari oleh kebijakan kredit yang telah disepakati misalnya jumlah pinjaman yang diterima, periode kredit, dan persyaratan khusus lainnya. Perusahaan harus jeli dalam menentukan kebijakan penagihan pinjaman. Mulai dari media penagihan apakah melalui email, penagihan langsung, atau melalui agen. Satu hal yang perlu diingat dalam menentukan kebijakan penagihan adalah strategi dalam penagihan itu sendiri.

Misal, jika perusahaan terlalu agresif kepada peminjam dalam hal ini konsumen, bukan hal yang tidak mungkin apabila mereka akan beralih ke pesaing bisnis. Dalam hal pinjaman karyawan misalnya, kebijakan pinjaman yang berbelit dan membebankan menyebabkan perusahaan kehilangan karyawan terbaiknya dan mungkin akan memengaruhi kinerja perusahaan secara langsung.

Kesimpulan

Dalam mengelola piutang perusahaan diperlukan manajemen piutang yang handal yang merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam bentuk klaim kepada debitur yang melaksanakan kredit tersebut.

Utang dan piutang harus dicatat jelas dalam laporan keuangan agar bisnis dapat terus berjalan lancar dan kondisi keuangan sehat. Supplier Anda perlu dilunasi tepat waktu demi menjaga relasi yang baik dengan perusahaan, sementara customer terkadang lupa membayar utang apabila telat ditagih.

Software akuntansi MASERP membantu Anda untuk menagih customer Anda secara tepat waktu. MASERP menyediakan reminder untuk piutang jatuh tempo setiap harinya untuk penagihan tepat waktu dan meningkatkan kesehatan cash flow perusahaan.

Dengan fitur Report Center di MASERP, Anda bisa mencatatat dan membuat laporan keuangan yang meliputi laba rugi, neraca, penjualan dan lain-lain.

Pencatatan dan pelaporan manual tentu saja akan memakan banyak waktu dan memiliki peluang besar terjadinya human error. Ini akan menghambat efisiensi dan produktivitas perusahaan Anda.

Anda bisa mencustom software MASERP sesuai bisnis flow perusahaan. Segera konsultasikan dengan konsultan ahli kami. Gratis!

New call-to-action

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), Simak Contoh Perhitungannya

Spin Off Perusahaan: Tujuan, Tahapan dan Aturan