Holding Company: Karakteristik, Proses dan Contoh

Written by S Nuraini Safitri

Holding Company Adalah

Ada yang sudah tahu, kalau PT Indofood Sukses Makmur ternyata milik perusahaan Salim Group? Di sini, Salin Grup bisa disebut sebagai holding company. Secara umum, holding company adalah perusahaan utama, yang menaungi perusahaan lain. Kira-kira, apa tujuan, manfaat hingga ciri-ciri dari holding company? Yuk cari tahu di sini. 

Jika holding company adalah perusahaan utama yang menaungi perusahaan lain, lantas perusahaan yang dinaungi oleh holding company, biasa disebut apa? Untuk perusahaan yang dinaungi holding company, biasanya disebut sebagai Perusahaan Anak atau Subsidiary Company

Pengertian Holding Company Lainnya

Pengertian lainnya dari istilah holding company adalah perusahaan induk yang memiliki atau memegang saham dan berperan untuk memimpin beberapa perusahaan dalam satu grup. 

Meski memegang saham, perusahaan induk ini tidak selalu berperan memimpin perusahaan-perusahaan yang berjalan di bidang yang sama pula. Perusahaan-perusahaan yang ada dalam satu grup tersebut, nyatanya tidak harus bergerak di bidang bisnis yang sama dengan perusahaan induk. 

Buat kamu yang belum tahu bentuk dari grup perusahaan mari simak informasi berikut. Jadi, grup perusahaan merupakan sekelompok perusahaan yang tergabung menjadi satu wadah/organisasi, di mana grup perusahaan tersebut dibawahi oleh sebuah perusahaan induk atau holding company.

Penggabungan perusahaan meski memiliki perbedaan di jenis bidang, tentunya juga memiliki tujuan. Biasanya, perusahaan tersebut memiliki visi dan misi yang searah, pasar yang setara, atau jasa yang sejenis. 

Sehingga, perusahaan-perusahaan tersebut setuju dan mau untuk bergabung menjadi satu grup dan melakukan kerja sama dari berbagai hal.

Selain itu, karena holding company adalah perusahaan induk, maka ia wajib memimpin dan bertanggung jawab dalam segala kegiatan manajemen operasional perusahaan, mulai dari perencanaan, koordinasi sampai pengendalian anak perusahaannya. 

Tujuan Holding Company

Tidak melakukan penggabungan begitu saja, adanya holding company tentu memiliki tujuan, terlebih tujuan-tujuannya sangat vital dalam sebuah perusahaan.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, holding company adalah perusahaan induk yang juga bertanggung jawab dan berperan dalam segala kegiatan, seperti perencanaan, pengkoordinasian, pengkonsolidasian, pengembangan, dan pengendalian semua perusahaan dalam grup.

Adapun, tujuan utamanya adalah untuk mengoptimalkan dan memaksimalkan kinerja perusahaan di grup tersebut secara menyeluruh.

Bahkan tujuan holding company juga disebutkan, oleh ahli hukum dan bisnis, yakni Ray August. Dalam bukunya yang berjudul International Business Law (1992:192) Ray August memberi pandangan bahwa holding Company adalah perusahaan induk, yang bertugas mengawasi, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan usaha anak-anak perusahaannya.

Manfaat Perusahaan Induk

Tidak hanya sekadar membuat perencanaan, dan tanggung jawab lainnya, holding company melakukan pengendalian kinerja seluruh perusahaan. Namun, dari semua tugas dan tanggung jawab yang dilakukan holding company juga harus memperhatikan kejelasan dan keefektifan perencanaan dan hal lainnya yang dibuat.

Pasalnya, di dalam perusahaan terdapat banyak aspek yang harus diperhatikan, termasuk perusahaan induk (holding company) yang diantaranya adalah:

  • Keuangan (financial)
  • Struktur organisasi
  • Sumber daya manusia (human resource)

Selain itu, perusahaan induk juga harus memperhatikan sistem pengendalian manajemen yang digunakan. Dalam hal ini, perusahaan induk melaksanakan proses perencanaan, pengukuran, pemantauan, pengendalian dan audit yang transparan dan bertanggung jawab.

Baca Juga : 6 Jenis Struktur Organisasi Perusahaan yang Harus Anda Ketahui

Ciri dan Karakteristik Holding Company

Jika dilihat dari luar, mungkin perusahaan induk dan anak perusahaan terlihat sama, namun kamu ternyata bisa mengenali ciri dan karakteristik dari holding company. 

Berikut ciri-ciri dan karakteristik yang bisa dilihat dari sebuah holding company secara umum:

  • Holding company atau perusahaan induk, sangat tersohor di dalam sebuah kelompok perusahaan. Intinya terdapat sebuah kelompok dan memiliki induk perusahaan.
  • Perusahaan bisa disebut holding company jika memiliki anak perusahaan, atau entitas yang diawasi oleh perusahaan induk
  • Anak perusahaan memiliki sistem manajemen yang diwakili dalam manajemen tersendiri dari perusahaan induk
  • Pemegang atau pengendalian dilakukan mayoritas oleh saham entitas lain
  • Perusahaan induk bertanggung jawab dalam mengendalikan proses operasi seluruh badan usaha yang sahamnya telah dikendalikan.
  • Memiliki aset holding yang berasal dari saham badan usaha.

Proses Pembentukan Holding Company

Tidak terbentuk begitu saja, holding company juga terbentuk dari berbagai proses sampai akhirnya ia menjadi perusahaan induk. 

Adapun dalam prosesnya terdapat 3 langkah, yakni proses residu, prosedur penuh, dan prosedur terprogram.

Proses Residu

Proses pertama adalah proses residu, yakni di mana sebuah perusahaan bisa menjadi holding company karena adanya pemecahan sektor usaha. 

Banyak yang menyangka, bahwa pemecahan perusahaan dilakukan karena perusahaan tersebut mau bangkrut, namun tidak semua seperti itu. Justru, perusahaan yang dipecah tersebut akan menjadi perusahaan mandiri.

Nah, sementara sisa (residu) dari perusahaan asal yang dipecah akan menjadi holdingnya. Nah, perusahaan inilah yang akan terus memegang saham dari perusahaan pecahan (fraksional) tersebut.

Proses Prosedural Penuh

Selanjutnya ada proses prosedural penuh, di mana maksud dari prosedural penuh adalah bahwa holding company yang sudah terbentuk bukanlah tercipta dari sisa atas perubahan asli perusahaan akan tetapi perusahaan yang independen. 

Nah, selanjutnya calon dari perusahaan independen tersebut nantinya bisa diambil dari salah satu perusahaan yang setidaknya sudah memiliki akta dalam kepemilikan yang sama atau istilahnya diakuisisi oleh perusahaan lain. 

Proses Prosedural Terprogram

Yang terakhir adalah proses prosedural terprogram, di mana  proses prosedural terprogram ini proses dari pembentukan Holding Company sudah diprogram atau direncanakan sejak awal bisnis. 

Sehingga, perusahaan pertama yang didirikan secara otomatis akan menjadi holdingnya atau perusahaan induknya.

Contoh Holding Company di Indonesia

Seperti apa sih perusahaan holding company di Indonesia? Adakah contohnya, yang bisa diketahui agar kamu bisa memiliki gambaran? 

Nah, di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis perusahaan yang berstatus perusahaan induk atau holding company. Berikut ini adalah beberapa contoh nama perusahaan induk atau holding company yang ada di Indonesia:

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk 

Anak perusahaan: 

  • PT Semen Gresik
  • PT Semen Padang
  • PT Semen Tonasa
  • Thang Long Cement Company).

PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Anak perusahaan: 

  • PT Reska Multi Usaha
  • PT Railink
  • PT Kereta Commuter Indonesia
  • PT Kereta Api Pariwisata 
  • PT Kereta Api Logistik
  • PT Kereta Api Logistik

Salim Group

Anak Perusahaan:

  • Indofood Sukses Makmur (INDF)
  • Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)
  • PP London Sumatra (LSIP)
  • Salim Ivomas Pratama (SIMP)
  • Indoritel Makmur (DNET)
  • Indomobil Multi Jasa (IMJS)
  • Indomobil Sukses Int (IMAS)
  • Unggul Indah Cahaya (UNIC)
  • Bank Ina Perdana (BINA)
  • Nusantara Infrastructure (META)

Kesimpulan

Itu dia beberapa penjelasan terkait holding company. Dengan mengetahui holding company, kita sebagai calon pebisnis atau wirausaha wajib memahami, sehingga kita lebih tahu seperti apa dan bagaimana proses dan sistem kerja perusahaan induk di Indonesia.

Nah, untuk di Indonesia sendiri contoh holding company adalah mayoritas perusahaan BUMN, di mana memiliki anak perusahaan yang layanan atau produknya diproduksi setiap hari. 

Misalnya seperti layanan seluler Telkomsel, yang merupakan salah satu layanan dari perusahaan holding company PT Telekomunikasi Indonesia atau Telkom.

Untuk menjadi holding company, perusahaan juga tidak asal memegang penuh dan melaksanakan segala proses perencanaan. Karena sebelum melakukan kebijakan kerjasama, holding company harus memperhatikan laporan keuangan perusahaan.

Adapun, salah satu tujuan utama terbentuknya holding company adalah keuntungan dan laporan keuangan termasuk indikator terpenting untuk mengetahui kesehatan bisnis perusahaan tersebut secara menyeluruh.

Sebuah perusahaan yang berjalan tanpa laporan keuangan yang baik, detail dan faktual, tidak bisa dipastikan bahwa perusahaan tersebut layak untuk diajak bekerjasama.

Nah, untuk masalah laporan keuangan, perusahaan besar biasanya sudah menggunakan teknologi canggih untuk meminimalisir kesalahan hingga kehilangan data, yakni dengan software akuntansi modern, seperti MASERP.

Dengan software akuntansi MASERP, kamu bisa menggunakan berbagai fitur dan jenis laporan keuangan, yang bisa membuat pekerjaan menjadi lebih praktis, mudah, dan cepat. 

Ada banyak pilihan jenis laporan keuangan yang bisa dipilih, bahkan MASERP bisa dicustom sesuai dengan kebutuhan perusahaan, baik perusahaan besar, maupun kecil. 

Baca Juga : Enterprise Asset Management

New call-to-action

Manajemen Industri: Pengertian, Fungsi dan Tingkatan Manajemennya

Pentingnya Peran Manajemen Personalia dalam Perekrutan Karyawan