Pernah mengalami kesulitan keuangan hingga sulit membayar tagihan atau biaya operasional bisnis? Situasi ini dikenal sebagai financial distress. Kondisi ini terjadi ketika seseorang atau perusahaan menghadapi tekanan finansial yang serius.
Biasanya, kondisi ini ditandai dengan kesulitan dalam melunasi utang atau terganggunya operasional bisnis. Meskipun tidak selalu berujung dalam kondisi kebangkrutan, kondisi ini menjadi peringatan penting agar perusahaan segera mengambil langkah pencegahan dan menyusun strategi perubahan yang tepat.
Mari pahami lebih dalam tentang financial distress, mulai dari pengertian hingga cara mencegahnya!
Apa Itu Financial Distress?
Financial distress adalah situasi ketika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang serius sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya tepat waktu. Kondisi ini menunjukkan bahwa keuangan perusahaan memburuk secara signifikan dan berisiko mengganggu kelangsungan operasional bisnis.
Perusahaan yang berada dalam kondisi financial distress biasanya mengalami kesulitan dalam menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi biaya operasional dan membayar utang. Jika tidak segera ditangani, financial distress dapat berujung pada likuidasi.
Likuidasi adalah penjualan aset untuk melunasi kewajibannya karena perusahaan tidak mampu membayar utang dan harus dibubarkan secara hukum.
Dalam dunia bisnis, financial distress tentu bukan hal yang diharapkan tapi bisa saja terjadi di berbagai industri. Oleh karena itu, penting bagi manajemen dan pemegang saham untuk mengenali tanda-tanda awal dari kondisi ini.
Perusahaan dapat mencegah situasi yang lebih buruk dan mempertahankan stabilitas keuangan dengan langkah yang tepat.
Jenis-Jenis Financial Distress
Financial distress dapat dibagi ke dalam beberapa kategori berdasarkan penyebab dan dampaknya terhadap perusahaan. Agar lebih memahami kondisi ini, berikut adalah beberapa jenis financial distress yang perlu Anda ketahui, yakni:
Economic Failure
Jika perusahaan tidak mampu menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup biaya operasionalnya, kondisi ini disebut economic failure. Dengan kata lain, laba yang diperoleh lebih rendah dibandingkan dengan biaya modal yang dikeluarkan.
Situasi seperti krisis moneter dan inflasi yang melonjak tanpa kendali bisa menjadi pemicu utama economic failure.
Business Failure
Pernah mendengar tentang bisnis yang terpaksa tutup karena terus merugi? Itulah yang disebut business failure. Kondisi ini terjadi ketika perusahaan tidak lagi mampu beroperasi akibat kerugian yang dialami oleh kreditur.
Penyebab dari financial distress seperti ini karena adanya masalah dalam strategi pemasaran, kendala produksi, atau pengelolaan keuangan yang buruk.
Technical Insolvency
Ketika perusahaan mengalami kesulitan keuangan hingga tidak mampu membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo, inilah yang disebut technical insolvency. Meski terdengar serius, kondisi ini biasanya bersifat sementara.
Jika perusahaan mampu mendapatkan dana dalam waktu dekat, operasional bisnis tetap bisa berjalan seperti biasa.
Legal Bankruptcy
Anda mungkin lebih familiar dengan istilah bangkrut. Secara hukum, kebangkrutan atau legal bankruptcy terjadi ketika seseorang atau perusahaan tidak dapat melunasi utang yang belum dibayar.
Proses ini tidak langsung terjadi begitu saja tapi diawali dengan pengajuan petisi oleh debitur. Setelah itu, aset yang dimiliki akan digunakan untuk melunasi sebagian utang yang tersisa.
Bankruptcy Insolvency
Banyak yang mengira bahwa pailit dan bangkrut adalah hal yang sama, padahal keduanya memiliki perbedaan mendasar. Jika sebuah perusahaan atau individu mengalami kesulitan membayar utang tepat waktu, kondisi ini disebut pailit atau bankruptcy insolvency.
Namun, ketika kondisi ini berlanjut hingga berujung pada proses hukum, barulah perusahaan dinyatakan bangkrut.
Indikator Financial Distress
Mengenali tanda-tanda financial distress lebih awal memungkinkan perusahaan untuk segera mengambil langkah pencegahan sebelum situasi makin memburuk. Berikut adalah beberapa kategori indikator financial distress yang dapat Anda perhatikan, antara lain:
Kategori A
Situasi dalam kategori ini tergolong serius dan hampir pasti berujung pada kebangkrutan. Kejadian seperti kebakaran, wanprestasi akibat kegagalan memenuhi kewajiban kontrak, atau pelanggaran hukum berat menjadi tanda utama dalam kategori ini.
Masalah-masalah tersebut membutuhkan tindakan cepat dan sering kali melibatkan pengacara agar perusahaan dapat segera mengatasi risiko hukum yang mengancam kelangsungan bisnis.
Kategori B
Financial distress dalam kategori B terjadi ketika perusahaan mengalami kerugian akibat faktor eksternal yang signifikan, seperti krisis ekonomi, keterbatasan pendanaan, atau kegagalan dalam memenuhi ekspektasi investor.
Meskipun dampaknya tidak langsung menyebabkan kebangkrutan, kondisi ini tetap berisiko tinggi jika dibiarkan terlalu lama. Menjual aset yang kurang esensial atau memangkas biaya operasional dapat menjadi strategi yang efektif untuk memperbaiki kesehatan keuangan perusahaan.
Kategori C
Penyebab utama financial distress dalam kategori ini terjadi kesalahan seperti strategi bisnis, masalah dalam penagihan piutang, atau kerusakan fasilitas dan peralatan penting.
Meskipun dampaknya tidak sebesar kategori sebelumnya, permasalahan ini tetap membutuhkan perhatian agar tidak berkembang menjadi ancaman yang lebih serius bagi perusahaan.
Kategori D
Inefisiensi operasional atau kerugian kecil termasuk dalam kategori D. Masalah administratif dan prosedural mungkin tampak remeh. Namun, jika diabaikan dalam jangka panjang, hal ini dapat memicu persoalan yang lebih besar dan berdampak pada stabilitas perusahaan.
Dengan memastikan sistem administrasi tetap berjalan dengan baik, akan membantu perusahaan terhindar dari potensi masalah di masa depan.
Penyebab Financial Distress
Financial distress bisa terjadi karena berbagai faktor yang sering kali luput dari perhatian. Agar Anda bisa lebih memahami dan menghindari risiko keuangan ini, di bawah ini ada beberapa penyebab utama yang perlu diwaspadai.
Kurang Perencanaan Keuangan
Tanpa perencanaan keuangan yang matang, mengelola pendapatan dengan bijak menjadi sulit. Tidak sedikit orang yang langsung menghabiskan uang tanpa mempertimbangkan kewajiban yang harus dibayar, seperti cicilan atau tagihan bulanan.
Jika kebiasaan ini terus berlanjut, kondisi keuangan bisnis bisa makin memburuk dan sulit dikendalikan.
Kesalahan Berinvestasi
Investasi merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan kekayaan perusahaan. Namun, tanpa pengetahuan yang cukup, risiko kerugian bisa saja terjadi.
Banyak orang tergiur dengan iming-iming keuntungan besar tanpa melakukan riset lebih dulu sehingga terjebak dalam investasi bodong atau skema yang tidak jelas.
Untuk menghindari hal ini, pastikan Anda selalu melakukan analisis, diversifikasi aset, dan berkonsultasi dengan ahli keuangan sebelum mengambil keputusan investasi.
Beban Utang Berlebih
Memiliki utang bukanlah hal yang salah, tapi jika jumlahnya melebihi kemampuan membayar, masalah besar pun bisa muncul. Dengan mengambil hipotek di luar batas kemampuan finansial dapat membuat Anda terjebak dalam siklus utang yang sulit diselesaikan.
Pengeluaran Tidak Terkendali
Menghabiskan lebih banyak uang daripada yang dihasilkan adalah salah satu penyebab utama financial distress. Kebiasaan seperti belanja impulsif dan tidak memiliki perencanaan anggaran yang jelas, dapat membuat keuangan bisnis tidak stabil.
Jika terus dibiarkan, Anda bisa kesulitan memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari.
Cara Mengatasi Financial Distress
Mencegah financial distress adalah langkah penting untuk menjaga stabilitas keuangan bisnis. Beberapa strategi dapat Anda terapkan agar perusahaan tetap sehat dan mampu menghadapi berbagai tantangan. Bagaimana cara mengatasi financial distress? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Menjaga Arus Kas agar Bisnis Tetap Stabil
Menjaga arus kas tetap lancar adalah kunci utama agar bisnis tetap stabil. Agar cadangan dana tetap tersedia, Anda bisa menggunakan jasa anjak piutang untuk mempercepat pembayaran utang dagang, membentuk tim pemasaran yang solid, dan memilih instrumen investasi yang minim risiko.
Mengelola Utang Dagang
Utang dagang memang dapat meningkatkan penjualan, tapi jika tidak dikelola dengan baik justru dapat menghambat arus kas. Proses penagihan yang tidak optimal bisa membuat keuangan bisnis terganggu.
Pastikan Anda menetapkan batas pemberian utang dagang agar operasional tetap berjalan tanpa hambatan.
Memastikan Keuangan Bisnis Seimbang
Rasio keuangan yang sehat sangat penting untuk mencegah financial distress. Jika jumlah utang terlalu besar atau piutang sulit tertagih, kondisi keuangan perusahaan bisa melemah. Pengelolaan neraca yang tepat akan membantu bisnis tetap bertahan dalam berbagai situasi.
Menyiapkan Strategi Cadangan untuk Masa Sulit
Ketidakpastian ekonomi bisa terjadi kapan saja sehingga perlu memiliki rencana cadangan. Faktor eksternal seperti krisis moneter atau inflasi bisa mengancam keberlangsungan bisnis.
Dengan strategi yang matang Anda bisa mengantisipasi berbagai risiko buruk dan tetap bisa menjalankan usaha dengan tenang. Strategi ini bisa menjaga bisnis tetap stabil dan terhindar dari financial distress.
Perencanaan keuangan yang matang akan membantu perusahaan bertahan dalam berbagai tantangan tanpa mengorbankan kelangsungan usaha.
Kesimpulan
Itulah penjelasan lengkap mengenai financial distress, mulai dari definisi, jenis, indikator, penyebab, hingga cara pencegahannya. Kondisi ini kerap dialami oleh perusahaan yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban kepada kreditur akibat keterbatasan dana operasional.
Untuk lebih mudah mengelola bisnis, dari mulai keuangan, penjualan, hingga gudang, Anda bisa memakai software ERP seperti MASERP untuk bisnis Anda. Software ERP dapat mengintegrasikan hampir semua fungsi bisnis dari produksi/manufaktur, persediaan barang, gudang, pembelian, supplier, penjualan, keuangan, akuntansi, aset tetap, laporan keuangan dan bisnis, dan masih banyak lagi.
Anda hanya perlu memiliki satu software untuk semua departemen, tanpa perlu banyak software, jadi dapat menghemat anggaran dan meningkatkan efisiensi kerja antar departemen.
Software ERP MASERP dapat digunakan untuk mengelola banyak bisnis dengan banyak cabang dan gudang.
Segera konsultasikan kendala dan kebutuhan bisnis Anda dengan konsultan ahli kami (klik gambar di bawah ini), sekarang! Gratis!