Perkembangan teknologi di sektor perbankan saat ini memberikan kemudahan bagi nasabah dalam menjalankan berbagai aktivitas keuangan. Fitur-fitur layanan digital pun makin beragam dan dirancang untuk mempermudah transaksi harian. Salah satu fitur yang mungkin belum banyak dikenal adalah transaksi reversal. Arti dari transaksi reversal adalah proses pembatalan transaksi yang telah dilakukan, dan biasanya ditandai dengan notifikasi dari pihak bank kepada nasabah.
Jika ingin mengetahui lebih lanjut mengenai penyebab, cara mencegah, prosedur, dan contoh transaksi reversal, Anda dapat menyimak penjelasan di bawah ini.
Apa Itu Transaksi Reversal?
Transaksi reversal adalah pembatalan atau pembalikan transaksi yang sebelumnya telah diproses sehingga status keuangan kembali seperti semula. Dalam praktiknya, hal ini biasanya terjadi akibat kesalahan input, transaksi ganda, penipuan, atau pembatalan pesanan oleh pelanggan.
Perlu dibedakan antara transaksi reversal dan pengembalian dana (refund). Reversal membatalkan transaksi sebelum selesai diproses, sedangkan refund dilakukan setelah transaksi selesai dan dana dikembalikan kepada pelanggan.
Penyebab Terjadi Transaksi Reversal
Setelah memahami arti reversal transaksi, penting bagi Anda untuk mengetahui penyebabnya. Reversal biasanya terjadi karena adanya kesalahan dalam proses transaksi atau gangguan sistem yang membuat transaksi gagal diproses.
Berikut ini adalah beberapa penyebab umum terjadinya reversal transaksi, antara lain:
Nomor Rekening Tujuan Salah
Jika nomor rekening tujuan yang dimasukkan tidak sesuai atau tidak terdaftar, sistem perbankan tidak dapat melanjutkan transaksi tersebut.
Akibatnya, dana yang telah dikirim akan dikembalikan ke rekening pengirim. Oleh karena itu, pastikan nomor rekening tujuan telah benar sebelum melakukan transaksi.
Rekening Tujuan Tidak Didukung oleh Bank
Reversal juga dapat terjadi apabila rekening tujuan berada di luar jangkauan layanan bank, seperti transfer ke luar negeri melalui bank yang tidak memiliki akses ke jaringan internasional.
Dalam kasus ini, dana tidak dapat dikirim dan akan dikembalikan secara otomatis.
Batas Waktu Transaksi Habis (Timeout)
Setiap layanan perbankan digital memiliki batas waktu tertentu saat melakukan transaksi. Apabila transaksi tidak diselesaikan dalam waktu yang ditentukan, sistem akan otomatis menghentikan proses tersebut.
Jika dana sudah terpotong, akan dilakukan pengembalian melalui reversal transaksi. Untuk menghindari hal ini, selesaikan transaksi dalam waktu yang sudah ditentukan, ya.
Terjadi Transaksi Ganda
Kesalahan ini umumnya terjadi saat pengguna merasa transaksi pertama gagal dan mencoba melakukan transaksi ulang. Padahal, transaksi sebelumnya sudah berhasil.
Akibatnya, sistem mencatat dua kali transaksi dan salah satunya akan dikembalikan secara otomatis oleh sistem perbankan.
Gangguan Jaringan atau Sistem
Koneksi internet yang tidak stabil atau gangguan pada sistem perbankan dapat menghambat proses transaksi. Jika hal ini terjadi, transaksi akan dianggap gagal dan dana akan dikembalikan.
Meskipun bukan kesalahan pengguna, tetap disarankan untuk memastikan jaringan dalam keadaan stabil saat melakukan transaksi.
Dengan memahami penyebab-penyebab di atas, Anda dapat lebih berhati-hati saat bertransaksi agar tidak mengalami reversal transaksi.
Pastikan data yang Anda masukkan sudah benar, gunakan jaringan yang stabil, dan tunggu konfirmasi sebelum mengulangi transaksi.
Jika Anda mengalami reversal, jangan khawatir! Simpan bukti transaksi dan segera hubungi pihak bank untuk mendapatkan penjelasan serta bantuan lebih lanjut.
Cara Mencegah Transaksi Reversal
Anda tidak perlu panik, ketika transaksi perbankan yang Anda lakukan mengalami kegagalan dan berujung pada transaksi reversal. Anda bisa melakukan pencegahan agar tidak mengalami transaksi reversal. Caranya adalah sebagai berikut:
Pastikan Nomor Rekening Tujuan Sudah Benar
Kesalahan dalam memasukkan nomor rekening merupakan salah satu penyebab umum terjadinya transaksi reversal. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk selalu mengecek ulang nomor rekening tujuan sebelum menekan tombol “kirim” atau “lanjutkan.”
Jika Anda mentransfer dana ke nomor rekening yang tidak valid atau tidak terdaftar, sistem perbankan akan gagal memproses transaksi dan akhirnya membatalkannya. Ini bukan hanya memperlambat proses, tapi juga menimbulkan kekhawatiran jika dana belum segera dikembalikan.
Anda bisa menggunakan fitur “daftar rekening favorit” yang tersedia di aplikasi mobile banking Anda untuk menghindari kesalahan input yang berulang.
Pastikan Koneksi Internet Stabil
Jaringan internet yang tidak stabil dapat menyebabkan transaksi terganggu di tengah jalan. Akibatnya, proses pengiriman dana tidak selesai dan sistem perbankan mencatatnya sebagai transaksi gagal.
Sebelum melakukan transaksi, pastikan Anda terhubung ke jaringan internet yang kuat dan stabil. Gunakan jaringan Wi-Fi yang andal atau paket data dengan koneksi stabil untuk menghindari risiko ini.
Namun, jika Anda sudah memastikan koneksi pribadi stabil, tapi tetap tidak dapat menyelesaikan transaksi, bisa jadi kendalanya berasal dari sistem internal bank.
Dalam kondisi ini, biasanya sistem sedang mengalami pemeliharaan atau gangguan teknis. Anda hanya perlu menunggu beberapa saat hingga layanan kembali normal.
Lakukan transaksi di luar jam sibuk, misalnya pagi hari atau malam hari, untuk menghindari sistem overload.
Aktifkan Fitur Notifikasi Transaksi
Banyak nasabah yang menonaktifkan notifikasi transaksi karena merasa terganggu. Padahal, fitur ini sangat bermanfaat untuk memantau setiap aktivitas keuangan, termasuk transaksi yang gagal atau tertunda.
Aktifkan notifikasi melalui SMS, email, atau aplikasi mobile banking agar Anda segera mengetahui apabila terjadi transaksi reversal. Informasi ini akan membantu Anda bertindak lebih cepat jika dibutuhkan pengajuan pemulihan dana atau konfirmasi ke pihak bank.
Pastikan nomor ponsel dan alamat email Anda yang terdaftar di sistem bank selalu aktif dan dapat diakses, agar setiap notifikasi masuk tepat waktu.
Prosedur Transaksi Reversal
Agar proses reversal transaksi dapat berjalan dengan lancar, penting bagi Anda untuk memahami tahapan-tahapan yang perlu dilakukan secara tepat. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa prosedur transaksi reversal yang bisa Anda lakukan.
Mengidentifikasi Kesalahan Transaksi
Langkah awal yang harus dilakukan adalah memastikan jenis kesalahan yang menyebabkan transaksi tidak berhasil. Kesalahan tersebut bisa berupa salah memasukkan nomor rekening tujuan, nominal transfer yang tidak sesuai, terjadinya transaksi ganda, atau gangguan jaringan saat proses transfer berlangsung.
Transaksi juga dapat gagal apabila dilakukan ke rekening bank yang tidak mendukung jenis layanan tertentu, seperti transfer ke luar negeri.
Sebagai tindakan awal, pastikan Anda mencatat data transaksi secara rinci, seperti nomor referensi, waktu transaksi, jumlah dana yang terlibat, serta bukti berupa tangkapan layar atau notifikasi dari aplikasi perbankan.
Menghubungi Customer Service Terkait
Setelah kesalahan teridentifikasi, segera hubungi customer service (layanan pelanggan) bank atau penyedia jasa pembayaran terkait. Anda dapat menghubungi mereka melalui call center resmi, email layanan pelanggan, fitur live chat, atau dengan datang langsung ke kantor cabang bank terdekat.
Saat menghubungi pihak terkait, pastikan Anda menyampaikan informasi secara runtut dan lengkap. Sertakan bukti pendukung agar pihak customer service dapat memproses laporan Anda dengan cepat. Jangan lupa mencatat nomor laporan atau tiket pengaduan sebagai referensi tindak lanjut.
Mengajukan Permohonan Reversal Transaksi
Langkah selanjutnya adalah mengajukan permohonan reversal secara resmi. Umumnya, bank akan meminta Anda untuk mengisi formulir permohonan yang mencantumkan detail transaksi, alasan permintaan reversal, dan dokumen pendukung lainnya. Dokumen tersebut dapat berupa bukti transfer, identitas diri, serta nomor rekening pengirim dan penerima.
Beberapa bank telah menyediakan formulir digital melalui aplikasi atau website resmi, tapi dalam beberapa kasus tertentu, terutama transaksi bernilai besar, nasabah mungkin diminta datang langsung untuk proses verifikasi lebih lanjut.
Verifikasi Data oleh Pihak Bank
Setelah permohonan diterima, bank akan melakukan verifikasi terhadap semua data yang Anda kirimkan. Proses ini meliputi pengecekan keabsahan transaksi, validitas dokumen, serta pencocokan dengan data sistem internal bank.
Jika transaksi dilakukan ke bank lain, bank pengirim akan melakukan koordinasi dengan pihak bank penerima.
Penting untuk diketahui bahwa proses ini dapat memerlukan waktu, terutama jika dilakukan di luar jam kerja atau pada akhir pekan. Oleh sebab itu, sebaiknya ajukan permohonan sesegera mungkin pada hari kerja agar penanganan lebih cepat diatasi.
Pemrosesan Reversal Transaksi
Apabila hasil verifikasi menunjukkan bahwa permohonan reversal Anda valid, pihak bank akan memproses pengembalian dana. Dana tersebut akan dikembalikan ke rekening asal, dan Anda akan menerima pemberitahuan bahwa proses reversal telah berjalan.
Waktu yang dibutuhkan untuk proses ini dapat bervariasi, tergantung pada kebijakan masing-masing bank, jenis transaksi (antarbank atau internasional), dan tingkat kerumitan kasus. Umumnya, reversal transaksi memerlukan waktu 1 hingga 14 hari kerja.
Pemberitahuan dan Konfirmasi dari Bank
Setelah proses reversal berhasil dilakukan, bank akan mengirimkan konfirmasi kepada nasabah melalui saluran komunikasi yang telah didaftarkan, seperti SMS, email, atau notifikasi aplikasi mobile banking. Konfirmasi ini berisi informasi bahwa dana telah dikembalikan dan transaksi telah dibatalkan.
Pastikan Anda menyimpan konfirmasi tersebut sebagai bukti sah apabila di kemudian hari dibutuhkan untuk keperluan audit atau pencocokan data.
Pencatatan Kembali Transaksi di Sistem Keuangan
Langkah terakhir adalah melakukan pencatatan ulang atas transaksi tersebut dalam sistem keuangan pribadi maupun perusahaan.
Ini penting untuk menjaga integritas data, memastikan tidak ada laporan ganda, serta memudahkan proses rekonsiliasi pada laporan keuangan berikutnya.
Bagi pelaku usaha, pencatatan ulang ini juga bermanfaat sebagai bahan evaluasi agar transaksi serupa tidak terulang. Anda dapat menandai transaksi reversal secara khusus agar mudah dilacak saat dibutuhkan.
Contoh Transaksi Reversal
Salah satu contoh kasus transaksi reversal yang umum terjadi adalah saat seseorang melakukan transfer dana melalui mobile banking ke nomor rekening yang ternyata sudah tidak aktif atau salah input digit.
Misalnya, Andi bermaksud mentransfer uang sebesar Rp1.000.000 ke temannya. Namun, karena tergesa-gesa, ia salah memasukkan satu angka pada nomor rekening tujuan.
Setelah transaksi diproses, sistem bank mendeteksi bahwa rekening tersebut tidak valid atau tidak dapat ditemukan. Akibatnya, dana tidak berhasil diteruskan dan bank secara otomatis melakukan reversal, yaitu mengembalikan dana tersebut ke rekening Andi.
Proses pengembalian ini biasanya memakan waktu antara beberapa menit hingga beberapa hari kerja, tergantung kebijakan dan sistem internal masing-masing bank.
Kesimpulan
Transaksi reversal adalah proses membantu mengembalikan dana yang seharusnya tidak terkirim atau gagal diproses sehingga nasabah maupun pelaku usaha tidak mengalami kerugian.
Setelah memahami cara kerja transaksi reversal, diharapkan nasabah dan pelaku bisnis bisa lebih tenang dan bijak saat menghadapi masalah transaksi, seperti salah kirim, transaksi ganda, atau gangguan sistem.
Saat ini pasti kita lebih mudah melakukan pembayaran atau pembelian dengan cara transfer dan akan tercatat di mutasi rekening bank, tetapi ternyata bisa saja transaksi tersebut belum tercatat dalam laporan keuangan perusahaan.
Untuk memudahkan Anda memiliki laporan keuangan yang sudah seusai dengan akuntansi, Anda sebaiknya menggunakan software akuntansi MASERP.
MASERP merupakan software dengan sistem ERP yang dapat terintegrasi dengan fungsi bisnis lain seperti akuntansi, penjualan, manufaktur, inventaris dan distribusi.
MASERP memiliki fitur rekonsiliasi bank, Anda bisa melakukan rekonsiliasi secara otomatis dengan menghubungkan aplikasi MASERP Anda dengan rekening bisnis.
Anda juga dapat melompokkan transaksi serupa dengan bulk import sehingga dapat mencocokkannya sekaligus. Ini sangat berguna jika Anda pindah ke MASERP dan mengimpor transaksi yang lalu.
Dengan fitur Report Center di MASERP, Anda bisa mencatatat dan membuat laporan keuangan yang meliputi laba rugi, neraca, penjualan dan lain-lain.
Pencatatan dan pelaporan manual tentu saja akan memakan banyak waktu dan memiliki peluang besar terjadinya human error. Ini akan menghambat efisiensi dan produktivitas perusahaan Anda.
Segera konsultasikan kebutuhan perusahaan Anda dengan konsultan ahli kami dengan klik gambar di bawah ini.