Jenis dan Contoh Saldo Normal Akuntansi dalam Transaksi

Written by Tika Ulfianinda

saldo normal akuntansi

Pernah mendengar istilah saldo normal akuntansi, tapi masih bingung apa maksudnya? Saldo normal adalah salah satu konsep dasar akuntansi, terutama kalau Anda ingin mencatat laporan keuangan dengan benar dan akurat.

Di artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang apa itu saldo normal akuntansi, jenis-jenisnya, serta contoh penerapannya dalam dunia bisnis. Yuk, simak sampai habis biar makin paham!

Pengertian Saldo Normal Akuntansi

Saldo normal akuntansi adalah posisi saldo yang seharusnya dimiliki oleh suatu akun dalam sistem akuntansi. Saldo normal menunjukkan apakah suatu akun memiliki saldo debit atau kredit dalam pencatatan keuangan.

Dalam sistem akuntansi berbasis double-entry (pembukuan berpasangan), setiap transaksi dicatat dalam dua akun yang berbeda dengan jumlah yang sama, yaitu satu di sisi debit (Dr) dan satu di sisi kredit (Cr). Saldo normal memastikan pembukuan dan laporan keuangan bisnis Anda seimbang (balance).

Baca Juga: Jenis, Komponen, dan Cara Mudah Membuat Neraca Saldo

Jenis Saldo Normal Akuntansi

Akun dengan Saldo Normal Debet

Akun-akun ini bertambah nilainya ketika dicatat di debet dan berkurang ketika dicatat di kredit.

Aset (Aktiva)

Aset atau aktiva adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki perusahaan, baik berwujud (kas, inventaris) maupun tidak berwujud (hak paten, merek dagang).

Contoh akun aset:

  • Kas dan setara kas
  • Piutang usaha
  • Persediaan barang
  • Perlengkapan kantor
  • Tanah, gedung, peralatan
  • Aset tetap lainnya.

Contoh transaksi aset:

Perusahaan membeli mesin seharga Rp100 juta tunai.

  • Mesin (Aset) ↑ → Debet Rp100 juta
  • Kas (Aset) ↓ → Kredit Rp100 juta

Beban (Biaya Operasional)

Beban adalah pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan untuk menjalankan operasional bisnis.

Contoh akun beban:

  • Beban gaji
  • Beban sewa
  • Beban listrik & air
  • Beban pemasaran
  • Beban penyusutan.

Contoh transaksi beban:

Membayar gaji karyawan Rp15 juta.

  • Beban Gaji ↑ → Debet Rp15 juta
  • Kas ↓ → Kredit Rp15 juta

Prive (Pengambilan Pemilik)

Prive adalah penarikan dana oleh pemilik perusahaan untuk keperluan pribadi (bukan biaya operasional).

Contoh transaksi prive:

Pemilik mengambil Rp5 juta untuk keperluan pribadi.

  • Prive ↑ → Debet Rp5 juta
  • Kas ↓ → Kredit Rp5 juta

Akun dengan Saldo Normal Kredit

Akun-akun ini bertambah nilainya ketika dicatat di kredit dan berkurang ketika dicatat di debet.

Kewajiban (Utang)

Kewajiban adalah utang perusahaan kepada pihak lain yang harus dibayar di masa depan.

Contoh akun utang:

  • Utang bank
  • Utang dagang (pada supplier)
  • Utang pajak
  • Utang gaji (jika gaji belum dibayar)

Contoh transaksi utang:

Meminjam uang dari bank Rp50 juta.

  • Kas (Aset) ↑ → Debet Rp50 juta
  • Utang Bank ↑ → Kredit Rp50 juta

Ekuitas (Modal Pemilik)

Ekuitas adalah pemilik atas aset perusahaan setelah dikurangi kewajiban.

Contoh akun ekuitas:

  • Modal saham
  • Laba ditahan
  • Modal pemilik (untuk usaha perorangan)

Contoh transaksi ekuitas:

Pemilik menyetorkan modal tambahan Rp30 juta.

  • Kas ↑ → Debet Rp30 juta
  • Modal Pemilik ↑ → Kredit Rp30 juta

Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh perusahaan dari aktivitas bisnis.

Contoh akun pendapatan:

  • Pendapatan penjualan
  • Pendapatan jasa
  • Pendapatan sewa
  • Pendapatan bunga

Contoh transaksi pendapatan:

Menjual produk senilai Rp25 juta secara tunai.

  • Kas ↑ → Debet Rp25 juta
  • Pendapatan Penjualan ↑ → Kredit Rp25 juta.

Contoh Penerapan Saldo Normal dalam Transaksi

NoJenis TransaksiAkun yang TerpengaruhDebet (Dr)Kredit (Cr)Penjelasan
1Pemilik menyetor modal Rp50 jutaKas
modal pemilik
+Rp 50 juta+Rp 50 jutaAset (kas) bertambah di debet, ekuitas (modal) bertambah di kredit.
2Beli perlengkapan kredit Rp5 jutaPerlengkapan
utang dagang
+Rp 5 juta+Rp 5 jutaAset (perlengkapan) bertambah di debet, kewajiban (utang) di kredit.
3Bayar gaji karyawan Rp7 jutaBeban gaji
kas
+Rp 7 juta-Rp 7 jutaBeban bertambah di debet, aset (kas) berkurang di kredit.
4Terima pendapatan jasa Rp8 jutaKas
pendapatan jasa
+Rp 8 juta+Rp 8 jutaAset (kas) bertambah di debet, pendapatan bertambah di kredit.
5Bayar utang bank Rp10 jutaUtang bank
kas
-Rp 10 juta-Rp 10 jutaKewajiban (utang) berkurang di debet, aset (kas) berkurang di kredit.
6Pemilik ambil prive Rp3 jutaPrive
kas
+Rp 3 juta-Rp 3 jutaPrive bertambah di debet, aset (kas) berkurang di kredit.
7Penyusutan gedung Rp2 jutaBeban penyusutan
akumulasi penyusutan
+Rp 2 juta+Rp 2 jutaBeban bertambah di debet, akumulasi penyusutan (kontra aset) di kredit.

Kesalahan Umum dalam Mencatat Saldo Normal Akuntansi & Cara Memperbaikinya

Berikut penjelasan lengkap mengenai kesalahan yang sering terjadi dalam pencatatan saldo normal akuntansi, beserta contoh nyata dan solusi perbaikannya:

Mencatat Pendapatan di Debet (Seharusnya Kredit)

Kesalahan: menganggap pendapatan bertambah di debet karena “uang masuk”.

Contoh kasus: menerima pembayaran jasa Rp5 juta tunai  

Salah:  

  Kas (D) Rp5 juta  

  Pendapatan Jasa (D) Rp5 juta  

Benar:  

  Kas (D) Rp5 juta  

  Pendapatan Jasa (K) Rp5 juta  

Dampak:

  • Neraca tidak balance  
  • Laporan laba rugi menunjukkan pendapatan berkurang.

Mencatat Beban di Kredit (Seharusnya Debet)

Kesalahan: menganggap beban mengurangi kas sehingga dicatat di kredit.

Contoh kasus: membayar beban listrik Rp1,2 juta  

Salah:  

  Kas (K) Rp1,2 juta  

  Beban Listrik (K) Rp1,2 juta  

Benar:  

  Beban Listrik (D) Rp1,2 juta  

  Kas (K) Rp1,2 juta  

Dampak:

  • Understatement beban  
  • Laba menjadi lebih tinggi dari sebenarnya.

Membalik Posisi Aset dan Kewajiban

Kesalahan: mencatat utang sebagai debit dan piutang sebagai kredit.

Contoh kasus: meminjam uang bank Rp10 juta  

Salah:  

  Kas (D) Rp10 juta  

  Utang Bank (D) Rp10 juta  

Benar:  

  Kas (D) Rp10 juta  

  Utang Bank (K) Rp10 juta  

Dampak:

  • Total kewajiban di neraca tidak akurat  
  • Rasio utang/ekuitas salah.

Salah Mencatat Transaksi Prive

Kesalahan: menganggap prive sama dengan beban perusahaan.

Contoh kasus: pemilik mengambil uang Rp3 juta  

Salah:  

  Beban (D) Rp3 juta  

  Kas (K) Rp3 juta  

Benar:  

  Prive (D) Rp3 juta  

  Kas (K) Rp3 juta  

Dampak:

  • Overstatement beban  
  • Perhitungan laba bersih salah.

Kesalahan dalam Akun Kontra

Kasus khusus: salah mencatat akun kontra seperti akumulasi penyusutan  dan cadangan kerugian piutang.

Contoh kasus penyusutan: penyusutan bulanan Rp500.000  

Salah:  

  Aset Tetap (K) Rp500.000  

  Beban Penyusutan (D) Rp500.000  

Benar:  

  Beban Penyusutan (D) Rp500.000  

  Akumulasi Penyusutan (K) Rp500.000  

Dampak:

  • Nilai buku aset tetap tidak akurat  
  • Penyajian neraca salah.

Transaksi Ganda yang Terlewat

Kesalahan: hanya mencatat satu sisi transaksi.

Contoh kasus: membeli perlengkapan Rp2 juta tunai  

Salah:  

  Perlengkapan (D) Rp2 juta  

  (Lupa mencatat pengurangan kas)  

Benar:  

  Perlengkapan (D) Rp2 juta  

  Kas (K) Rp2 juta  

Dampak:

  • Ketidakseimbangan neraca  
  • Kas tidak sesuai dengan saldo bank.

Kesimpulan

Bagi pemilik bisnis, akuntan, atau mahasiswa akuntansi, pemahaman tentang saldo normal diperlukan untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Pastikan transaksi tercatat dengan benar agar laporan keuangan selalu akurat dan dapat dipercaya.

Pembuatan laporan keuangan secara manual, tentu saja akan menyulitkan Anda karena akan menghabiskan waktu dan rentan terjadi human error. Untuk menghindari dua hal tersebut, sebaiknya Anda menggunakan software akuntansi yang sudah terintegrasi seperti MASERP.

MASERP merupakan software ERP yang sudah terintergrasi dengan banyak fungsi bisnis seperti penjualan, pembelian, keuangan, manufaktur dan lain-lain.

MASERP akan memudahkan Anda mencatat, memantau dan membuat laporan keuangan sepeti arus kas dan laba rugi perusahaan secara otomatis dan kapan saja tanpa harus menunggu rugi atau negatif.

Pencatatan dan pengawasan laporan keuangan harus dilakukan secara rutin untuk memastikan cash flow perusahaan selalu positif. Segera konsultasikan dengan konsultan ahli kami dengan klik gambar di bawah ini. Gratis!

Tantangan Remote Work dan Cara Mengatasi

Dijamin Profit! Ini Cara Menghitung Harga Pokok Pesanan