Bagi Anda yang sering bertransaksi di perbankan mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah kliring. Kliring juga erat kaitannya dengan investasi. Secara sederhana, kliring diartikan sebagai penyelesaian transaksi melalui pemindahan sejumlah dana kepada pihak penerima. Dalam perbankan atau keuangan, kliring memiliki peran pentingnya tersendiri. Melalui kliring juga setiap transaksi yang terjadi tidak sesuai rencana dapat diverifikasi dananya melalui lembaga kliring sebagai mediator, sehingga penting untuk memahami apa itu kliring secara lebih rinci dengan membaca artikel di bawah ini!
Apa itu Kliring?
Kliring adalah jenis penyelesaian transaksi serta pencatatan pembukuan non tunai antar bank dengan memindahkan saldo dari pihak pengirim kepada pihak penerimanya. Secara umum, biasanya kliring digunakan sebagai proses rekonsiliasi atau metode yang dipilih dalam menghitung utang dan piutang dalam bentuk surat dagang dan surat-surat berharga dari satu bank ke bank lainnya yang sudah diakui oleh Bank Indonesia (BI) ataupun pihak resmi lainnya.
Dengan memudahkan sistem kliring, setiap bank saat ini wajib untuk memiliki saldo sebagai alat likuid berbentuk giro di BI untuk menyimpan seluruh transaksi penarikan dan penyetoran dari nasabah penggunanya.
Fungsi Kliring
Setelah mengetahui apa itu kliring, berikut manfaat kliring sebagai sistem pembayaran yang diperlukan dalam investasi dan perbankan, yaitu:
Meningkatkan Efisiensi
Melalui kliring, dua yang bank yang akan melakukan transaksi satu sama lain akan mendapatkan kemudahan dengan rekonsiliasi selisih nominal yang harus ditransfer, contohnya ketika Bank ABC hendak melakukan transfer dan ke Bank XYZ sebesar Rp500.000.000, sementara itu Bank XYZ juga hendak mentransfer dana sejumlah 1 miliar terhadap BANK ABC. Melalui kliring, keduanya tidak perlu melakukan transaksi tersendiri, melainkan hanya mengirim selisih kurang bayar dari kedua transaksi tersebut.
Menjaga Stabilitas Sistem Pembayaran
Manfaat yang paling menonjol dari kliring adalah transaksi yang lancar, semisal meminimalkan risiko gagal bayar yang dapat diidentifikasi secara lebih cepat melalui proses arbitrase. Oleh karena itu, kliring membantu menjaga stabilitas sistem pembayaran dengan memastikan kelancaran dan finalitas penyelesaian transaksi.
Meningkatkan Keamanan
Kliring juga bermanfaat dalam meningkatkan keamanan sistem pembayaran dengan menerapkan kontrol dan prosedur yang ketat untuk mencegah penipuan dan kesalahan.
Dokumen Arsip Keuangan
Selain memberikan manfaat saat digunakan, kliring juga memiliki manfaat sebagai referensi ketika adanya audit di masa mendatang, semisal ketika terjadi kesalahan atau kekeliruan akibat detail informasi yang kurang rinci. Dengan menggunakan kliring, seluruh proses transaksi tercatat dengan baik saat adanya perpindahan dana atau sekuritas ketika proses verifikasi dilakukan.
Jenis-Jenis Kliring
Pada umumnya, kliring terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu:
Clearinghouse
Kliring jenis ini adalah jenis yang digunakan melibatkan transaksi sekuritas ataupun kontrak berjangka yang diselenggarakan serta diawasi oleh Bursa Efek. Dalam praktiknya, lembaga yang menyediakan kliring akan membebankan biaya bagi pengguna layanan dengan sebutan sebagai biaya kliring. Contoh kliring jenis ini adalah transaksi sertifikat berjangka.
Kliring Bank
Jenis kliring bank adalah jenis yang sering ditemui dan banyak digunakan oleh kebanyakan orang. Biasanya dalam transaksi jenis ini menggunakan cek yang akan dilakukan oleh bank untuk melakukan kliringnya dengan menahan dana tersebut di bank sebelum dananya selesai diproses. Berikut jenis kliring bank yang sering digunakan:
- Kliring umum menggunakan perhitungan warkat antar bank yang sistem dan proses kliring ini akan diawasi serta diatur oleh Bank Indonesia.
- Kliring lokal menggunakan warkat antar bank yang berada dalam wilayah yang sama, ketentuannya biasanya sudah ditentukan per wilayah.
- Kliring antarcabang khusus digunakan antar bank dalam wilayah tertentu melalui pengumpulan seluruh perhitungan kantor cabang.
Automated Clearing House
Jenis automated clearing house (ACH) adalah jenis kliring dengan sistem elektronik, contohnya transaksi transfer uang antar bank secara online. Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan jenis ACH ini dalam melakukan pembayaran gaji, bunga, pajak, dan biaya lainnya.
Proses dalam Kliring
Proses kliring melibatkan beberapa langkah penting yang harus dilakukan secara bertahap untuk memastikan seluruh transaksi telah dilaksanakan dengan benar. Berikut adalah penjelasan mengenai tahapan kliring:
Menentukan Bank Pengirim
Setelah mengumpulkan berbagai instrumen keuangan berupa cek dan permintaan transfer, Anda sebagai nasabah bank pengirim dapat melakukan transaksi.
Penyampaian Informasi Bank Pengirim ke LPEI
Tahap kedua setelah Anda mengajukan melakukan transaksi pengiriman, bank pengirim akan mengirimkan instruksi pembayaran dan dana ke Lembaga Kliring dan Penyelesaian Efek Indonesia (LPEI).
Pencocokan Data
Di tahapan selanjutnya, lembaga kliring akan melakukan pencocokan data antara instruksi pembayaran dari bank pengirim dan data rekening bank penerima sudah sesuai atau tidaknya.
Netting
Lembaga kliring akan menghitung posisi net dari tiap bank yaitu jumlah nominal yang harus dibayar atau diterima setiap bank setelah mengurangkan total yang akan diterima dan harus dibayar.
Penyelesaian Transaksi
Setelah posisi net dihitung, lembaga kliring mendebit rekening bank pengirim dan mengkredit rekening bank penerima untuk menyelesaikan transaksi dengan pemindahan dana hasil netting.
Pelaporan dari Bank Penerima
Setelah dana dikirimkan kepada bank penerima, lembaga kliring akan menyediakan laporan yang berisi detail transaksi yang telah diterima oleh bank penerima dan dikreditkan ke rekening nasabah penerima.
Mekanisme Kliring
Terdapat dua jenis mekanisme dalam proses kliring yang umum digunakan di masyarakat yaitu kliring penyerahan dan kliring pengembalian dana. Kedua tahapan harus dilakukan dalam penyelesaian kliring berjangka. Berikut penjelasan mekanisme kliring:
Kliring Penyerahan
Mekanisme dalam kliring penyerahan mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan terpusat di Lembaga Kliring dan Penyelesaian Efek Indonesia (LPEI), lalu bank akan memberikan instruksi pembayaran serta dananya kepada LPEI untuk diselesaikan.
Kliring Pengembalian
Dalam kliring pengembalian, adanya proses pengembalian instrumen pembayaran yang mencakup giro, cek, atau surat berharga lainnya yang selesai diproses kliringnya terhadap bank-bank penerima.
Kedua tahapan kliring di atas tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan dan mendukung kelancaran proses penyelesaian transaksi kliring antar bank.
Perbedaan Kliring dan RTGS
Meskipun memiliki fungsi sebagai sistem untuk melakukan penyelesaian transaksi antar bank, kliring dan Real Time Gross Settlement (RTGS) adalah dua sistem yang berbeda. RTGS adalah sistem transfer secara elektronik yang dapat dilakukan setiap pada hari-hari kerja, sementara itu kliring hanya bisa dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti pada jam 10 pagi, 12 siang, 2 siang, dan 4 sore.
Transaksi yang digunakan dalam RTGS bersifat real-time, berbeda dengan kliring yang biasanya baru beres diproses 1 hari setelah transaksi dilakukan. Namun, secara biaya kliring lebih murah dan tidak adanya batasan mengenai nilai transaksi, lalu dalam RTGS biayanya lebih mahal dan adanya batasan transaksi sebesar 100 juta biasanya.
Contoh Kliring
Warkat yang menjadi bukti transaksi dalam kliring terdiri atas Surat Bukti Penerimaan Transfer Bank (SBPT), Wesel Bank untuk Transfer (WBUT), cek, bilyet giro, nota debit dan kredit, dan warkat lainnya yang telah disetujui oleh BI. Lalu bagaimana contoh penerapan kliring? Berikut salah satu contoh dari cara kerja sebuah kliring:
Instruksi Transfer
Perusahaan PT Majur Sejahtera adalah perusahaan elektronik yang memiliki rekening di Bank CBA dan melakukan pembelian peralatan gudang sebesar Rp100 juta dengan pembayaran secara online. Lalu perusahaan ini akan instruksi kepada bank untuk mentransfer sejumlah nominal tersebut ke rekening penjualnya yaitu PT Sejahtera Abadi.
Pengiriman Instruksi
Dari Bank CBA akan mengirimkan instruksi ke lembaga kliring atau bisa juga melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
Verifikasi dan Rekonsiliasi
Setelah menerima instruksi, lembaga kliring akan melakukan verifikasi dan memastikan dana yang diminta cukup dan seluruh instruksi adalah informasi yang valid dan datanya akurat.
Penyelesaian Transaksi
Setelah seluruh data akurat, maka lembaga kliring akan mengirimkan instruksi kepada Bank CBA untuk melakukan pencatatan di kolom debit sebesar Rp 100 juta di PT Sejahtera karena akan menerima pembayaran atas pembelian barang sehingga piutangnya bertambah, sementara itu di kolom kredit dimasukkan nominal angka yang sama dengan tadi untuk PT Majur Sejahtera.
Penerimaan Dana
Bank CBA melakukan instruksi sebelumnya dan biasanya proses transfer akan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan cek.
Melalui kliring, PT Majur Sejahtera dapat mengurangi risiko, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengelola arus kas dengan lebih baik. Proses ini tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan tetapi juga meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan dalam bertransaksi.
Kesimpulan
Kliring tidak hanya memfasilitasi transaksi harian tetapi juga berperan penting dalam stabilitas sistem perbankan secara keseluruhan.
Saat ini pasti kita lebih mudah melakukan pembayaran atau pembelian dengan cara transfer dan akan tercatat di mutasi rekening bank, tetapi ternyata bisa saja transaksi tersebut belum tercatat dalam laporan keuangan perusahaan.
Untuk memudahkan Anda memiliki laporan keuangan yang sudah seusai dengan akuntansi, Anda sebaiknya menggunakan software akuntansi MASERP.
MASERP merupakan software dengan sistem ERP yang dapat terintegrasi dengan fungsi bisnis lain seperti akuntansi, penjualan, manufaktur, inventaris dan distribusi.
MASERP memiliki fitur rekonsiliasi bank, Anda bisa melakukan rekonsiliasi secara otomatis dengan menghubungkan aplikasi MASERP Anda dengan rekening bisnis BCA.
Transaksi bank Anda dapat dicocokkan secara otomatis dengan faktur, pembayaran tagihan dan pembelian yang sudah dicatat di MASERP.
Anda juga dapat melompokkan transaksi serupa dengan bulk import sehingga dapat mencocokkannya sekaligus. Ini sangat berguna jika Anda pindah ke MASERP dan mengimpor transaksi yang lalu.
Dengan fitur Report Center di MASERP, Anda bisa mencatatat dan membuat laporan keuangan yang meliputi laba rugi, neraca, penjualan dan lain-lain.
Pencatatan dan pelaporan manual tentu saja akan memakan banyak waktu dan memiliki peluang besar terjadinya human error. Ini akan menghambat efisiensi dan produktivitas perusahaan Anda.
MASERP menyediakan software yang dapat dicustom sesuai dengan bisnis flow perusahaan Anda. Segera konsultasikan kebutuhan perusahaan Anda dengan konsultan ahli kami dengan klik gambadi bawah ini.
Semoga artikel ini bermanfaat dan jangan lupa share, ya!