Cara Mudah Menghitung Laba Bersih (Rumus & Contoh Laporan)

Written by Tika Ulfianinda

cara menghitung laba bersih

Laba bersih menjadi indikator keberhasilan sebuah bisnis. Semakin besar laba bersih, kinerja bisnis berjalan dengan sangat baik (penjualan meningkat, biaya operasional tidak membengkak, permintaan meningkat). Nilai laba bersih juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bisnis. Oleh karena itu, Anda perlu memahami bagaimana cara menghitung laba bersih beserta faktor yang mempengaruhinya.

Artikel ini akan membahas mengenai laba bersih dari mulai perbedaannya dengan laba kotor, faktor yang mempengaruhi laba bersih, manfaat menghitung laba bersih bagi bisnis, komponen laba bersih, cara menghitung laba bersih, dan contohnya dalam laporan laba rugi. Yuk, dibaca sampai habis!

Pengertian Laba Bersih

Laba bersih merupakan indikator kunci profitabilitas dan kondisi kesehatan keuangan bisnis. Profitabilitas adalah rasio yang dipakai untuk mengetahui sebuah bisnis mendapatkan laba melalui aktivitas operasional bisnis dalam periode tertentu, ini dapat menjadi salah satu tolak ukur kinerja bisnis.

Cara menghitung laba bersih yaitu total pendapatan yang sudah dikurangi semua biaya, termasuk COGS (cost of goods sold), biaya operasional, pajak, bunga, dan penyusutan.

Laba bersih mewakili keuntungan sebenarnya yang diperoleh bisnis setelah semua biaya yang berhubungan dengan bisnis sudah dipertimbangkan. 

Perbedaan Laba Bersih dan Laba Kotor

Anda pasti akan menghitung laba di akhir periode akuntansi tertentu, misalnya di akhir bulan untuk mengetahui laba bisnis di bulan tersebut.

Jangan sampai keliru, sebelumnya sudah dijelaskan mengenai laba kotor yaitu pendapatan yang sudah dikurangi semua biaya yang berhubungan dengan bisnis. Laba yang dihitung hanya dari pendapatan yang dikurangi dengan COGS disebut dengan laba kotor.

Laba kotor dapat menjadi metrik untuk mengetahui apakah selama periode tersebut bisnis Anda sudah efisien memproduksi dan menjual produk atau service. Bila laba rendah, kemungkinan penjualan juga sedang menurun (tidak mencapai target).

Berikut ini perbedaan laba bersih dan laba kotor:

Laba bersih

  • Total pendapatan yang sudah dikurangi biaya operasional, COGS, bunga, dan penyusutan.
  • Nilai laba bersih adalah keuntungan sebenarnya yang diperoleh sebuah bisnis.
  • Gambaran mengenai kesehatan keuangan bisnis secara keseluruhan dan menilai efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan setelah mempertimbangkan semua biaya yang berhubungan dengan kegiatan operasional mereka.
  • Metrik akhir dari profitabilitas sebuah bisnis.

Laba kotor

  • Total pendapatan yang hanya dikurangi biaya barang terjual.
  • Keuntungan bisnis yang belum dikurangi biaya lain seperti pajak dan biaya operasional.
  • Nilai laba kotor sebagai gambaran mengenai efisiensi bisnis dalam memproduksi dan menjual produk.
  • Sebagai ukuran keuntungan kotor bisnis sebelum mempertimbangkan berbagai biaya lain.

Baca Juga: Laporan Laba Rugi dan Contoh Penyusunannya

Faktor yang Mempengaruhi Laba

Pendapatan dan Volume Penjualan

Faktor utama dari laba bisnis adalah pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk atau service. Volume penjualan yang tinggi dan strategi yang tepat dalam penjualan dapat menambah pendapatan sehingga dapat mempengaruhi margin keuntungan bisnis Anda.

Cost of Goods Sold (COGS)

Laba juga dipengaruhi oleh harga produksi barang yang dijual. Untuk mendapatkan laba maksimal, sebaiknya biaya pengadaan, produksi, dan distribusi diatur seefisien mungkin. Biaya produksi yang terlalu besar akan berpengaruh pada harga jual produk. Bila bisnis Anda memiliki harga jual lebih mahal dari kompetitor tetapi kualitas barang sama, dikhawatirkan tidak dapat bersaing di pasar dan malah menyebabkan kerugian.

Biaya Operasional

Bisnis membutuhkan biaya operasional untuk dapat berjalan normal dan lancar. Biaya operasional dalam bisnis meliputi gaji tenaga kerja, marketing, sewa gedung, listik, dan lain-lain. Semua biaya operasional harus dibayarkan walaupun penjualan sedang naik atau turun. Biaya operasional perlu dikontrol dengan perencanaan anggaran, penghematan, dan cara lain yang dapat memberikan dampak positif pada profitabilitas bisnis.

Manajemen Harga

Untuk mendapatkan laba maksimal, Anda tidak boleh asal menetapkan harga karena akan mempengaruhi jumlah pendapatan dan margin keuntungan. Sebaiknya hitung dengan teliti biaya produksi dan operasional yang dibutuhkan serta lakukan riset kompetitor untuk mendapatkan harga yang kompetitif dan mendapatkan laba maksimal.

Faktor Ekonomi

Kondisi makro ekonomi juga mempengaruhi laba yang akan diperoleh bisnis. Inflasi, meningkatnya suku bunga, dan permintaan pasar merupakan contoh kondisi makro ekonomi. Ketika negara mengalami inflasi dapat mempengaruhi daya beli masyarakat sehingga berpengaruh pada pendapatan sebuah bisnis. Begitu juga dengan suku bunga, saat suku bunga meningkat, biaya yang perlu dikeluarkan sebuah bisnis juga akan lebih besar dan akan mempengaruhi nilai profitabilitas.

Persaingan Bisnis

Persaingan bisnis dapat berpengaruh pada laba karena nilai harga jual dan margin akan bergantung pada persaingan pasar. Untuk dapat memimpin pasar, bisnis Anda harus memiliki produk atau service yang memiliki USP (unique selling point), berkualitas, penuh inovasi, dan mengoptimalkan sumber daya.

Kemajuan Teknologi

Investasi dalam teknologi seperti penggunaan software ERP ternyata dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan produktivitas, yang akhirnya dapat berkontribusi pada laba yang lebih tinggi.

Dengan penggunaan software, bisnis Anda dapat membuat rencana anggaran untuk periode tertentu agar tidak over budget, tracking setiap pendapatan dan pengeluaran, dan lain-lain.

Manfaat Menghitung Laba Bersih

Tidak hanya perlu menjalankan operasional bisnis dengan baik, tetapi mengapa sebuah bisnis perlu menghitung laba bersih? Berikut ini penjelasan singkatnya!

Menghitung Profitabilitas

Laba bersih adalah dasar utama dari profitabilitas sebuah bisnis. Ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari aktivitas operasionalnya setelah mempertimbangkan semua biaya yang dibutuhkan. Semakin tinggi laba bersih, semakin baik kinerja keuangan bisnis tersebut.

Mengetahui Kinerja Keuangan

Laba bersih dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja keuangan bisnis dari periode ke periode. Laba bersih perlu dibandingkan dari tahun ke tahun atau dari kuartal ke kuartal, dengan begitu pihak manajemen dapat memahami tren dan pola kinerja yang memerlukan perhatian atau perbaikan.

Mengukur Efisiensi Operasional

Laba bersih memberikan gambaran seberapa efisien bisnis mengelola biaya operasional. Dengan mengoptimalkan proses operasional dan mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu, dapat menjadi cara bagi bisnis untuk meningkatkan laba bersih.

Menentukan Dividen

Laba bersih juga digunakan untuk menentukan jumlah dividen yang dapat dibayarkan kepada pemegang saham. Dividen biasanya dinyatakan sebagai persentase dari laba bersih setelah mempertimbangkan kebutuhan lain seperti investasi kembali dalam bisnis.

Pengambilan Keputusan

Laba bersih dapat menjadi informasi penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan strategis seperti mengevaluasi laba bersih, manajemen dapat memutuskan apakah akan mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk ekspansi, penelitian dan pengembangan, atau untuk membayar utang bisnis.

Menarik Investor

Investor dan analis keuangan menggunakan laba bersih sebagai salah satu indikator utama untuk menilai nilai investasi dalam sebuah bisnis. Laba bersih yang konsisten dan selalu meningkat dapat menarik minat investor dan mendukung peningkatan nilai saham.

Monitor Kesehatan Keuangan

Laba bersih digunakan sebagai indikator kesehatan keuangan bisnis secara keseluruhan. Ini membantu manajemen dan pemegang saham untuk memantau apakah perusahaan sedang mengalami pertumbuhan yang sehat, keberlanjutan, dan profitabilitas jangka panjang.

Komponen Laba Bersih

Komponen utama laba bersih meliputi:

  • Pendapatan total: total uang yang diterima oleh bisnis dari penjualan produk atau service. Pendapatan total merupakan sumber utama pendapatan bisnis.
  • COGS: biaya langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang dijual. COGS mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead produksi.
  • Biaya operasional: biaya yang berhubungan dengan kebutuhan saat menjalankan bisnis sehari-hari yang mencakup biaya gaji, sewa gedung, biaya marketing, biaya administrasi, dan lain-lain.
  • Pajak: jumlah yang harus dibayarkan kepada pemerintah sebagai pajak atas keuntungan yang diperoleh. Pajak penghasilan biasanya merupakan komponen signifikan dari pengurangan laba bersih.
  • Bunga: biaya yang harus dibayar sebuah bisnis atas pinjaman atau utang mereka. Bunga biasanya termasuk dalam pengurangan laba bersih karena merupakan biaya operasional.
  • Penyusutan dan amortisasi: biaya yang dialokasikan untuk mengurangi nilai aset tetap perusahaan (seperti mesin, gedung, dan perlengkapan) seiring waktu. Biaya ini diakui sebagai pengeluaran untuk mencerminkan penurunan nilai aset dari penggunaannya seiring waktu.
  • Pengeluaran non-operasional: mencakup biaya atau pengeluaran yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan, seperti biaya hukum atau kerugian selisih kurs mata uang asing.

Baca Juga: Apa Itu Pajak Penghasilan (PPh)? Bagaimana Cara Menghitungnya?

Cara Menghitung Laba Bersih dan Contoh dalam Laporan Keuangan

Setelah memahami apa itu laba bersih, manfaat menghitung laba bersih, dan komponen apa saja yang ada di dalamnya. Sekarang, Anda perlu mengetahui cara menghitung laba bersih agar dapat mengetahui kondisi keuangan bisnis Anda.

Rumus laba bersih:

Total pendapatan – total biaya pengeluaran

Atau

Laba bersih: (total pendapatan – COGS) – biaya beban

Contoh:

Sebuah bisnis fashion Girl Hijab memiliki rincian keuangan bulan Januari seperti ini:

  • Penjualan bersih: Rp200,000,000-
  • COGS: Rp40,000,000,-
  • Biaya marketing (ads dan KOL): Rp20,000,000,-
  • Biaya administrasi: Rp5,000,000,-
  • Pajak: Rp7,000,000,-

Laba kotor yang diperoleh Girl Hijab yaitu: total pendapatan – COGS

Laba kotor: Rp200,000,000,- – Rp40,000,000,- 

Laba kotor: Rp160,000,000,-

Cara menghitung laba bersih: laba kotor – biaya beban

Laba bersih: Rp160,000,000,- – (Rp20,000,000,- + Rp5,000,000,- + Rp7,000,000,-)

Laba bersih: Rp128,000,000,-

Contoh laba bersih dalam laporan keuangan laba rugi:

Baca Juga: Komponen Laporan Keuangan Laba Rugi, Neraca dan Arus Kas

Kesimpulan

Laba bersih merupakan keuntungan sebenarnya dari sebuah bisnis setelah mengurangi pendapatan dengan segala biaya beban yang berhubungan dengan operasional sehari-hari.

Besar kecilnya laba bersih yang didapatkan tergantung dari beberapa faktor antara lain COGS, biaya operasional, manajemen harga, faktor ekonomi (inflasi dan suku bunga), kemajuan teknologi, dan lain-lain.

Komponen laba bersih meliputi COGS, biaya operasional, bunga, pajak, penyusutan, dan biaya non operasional.

Untuk memudahkan perhitungan biaya produksi, Anda dapat menggunakan bantuan software ERP seperti MASERP. Tidak hanya biaya produksi, Anda pun dapat menginput dan memonitor segala hal yang berhubungan dengan penjualan, pembelian, persediaan barang, kas dan bank, pajak, laporan keuangan dan lain sebagainya.

Anda dapat mengimplementasikan software MASERP dengan sekali pembelian di awal dan sudah termasuk bundling 5 user. Apabila Anda memiliki flow bisnis yang cukup unik atau khusus, Anda dapat custom program standar MASERP.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai MASERP beserta fitur-fitur di dalamnya yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis Anda, segera jadwalkan demo dengan konsultan ahli kami sekarang, gratis!

Jenis, Komponen, dan Cara Mudah Membuat Neraca Saldo

Marginal Cost: Komponen, Rumus dan Cara Mudah Menghitungnya