Contoh dan Cara Mudah Menghitung Biaya Variabel

Written by Tika Ulfianinda

Cara Menghitung Biaya Variabel

Bagi perusahaan manufaktur atau bisnis yang memproduksi barang, biaya variabel adalah istilah akuntansi yang sangat melekat. Setiap perusahaan harus dapat menghitung biaya ini dengan tepat agar tercipta efisiensi anggaran dan memperoleh profit dari proses produksi tersebut. Perusahaan Anda pasti ingin mendapatkan profit, bukan? Karena alasan tersebut, dalam kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai apa itu biaya variabel, manfaatnya bagi perusahaan dan cara menghitung biaya variabel dengan mudah. 

Pengertian Biaya Variabel

Setiap bisnis mengeluarkan total biaya untuk memastikan seluruh kegiatan operasinya berjalan lancar, dan total biaya ini meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya variabel merupakan biaya yang akan berubah secara wajar terhadap volume barang maupun jasa yang diproduksi oleh perusahaan atau terhadap volume penjualan yang diterima perusahaan.

Ketika volume produksi dan output perusahaan meningkat, maka biaya variabel juga meningkat. Kondisi sebaliknya, biaya variabel yang berhubungan dengan produksi akan menurun ketika perusahaan hanya mampu memproduksi barang atau jasa dalam jumlah yang sedikit. Ini artinya, biaya variabel besarnya akan tergantung pada volume produksi.

Terdapat dua biaya variabel yaitu biaya variabel rata-rata atau average variable cost (AVC) dan total biaya variabel atau total variable cost (TVC). Biaya variabel rata-rata adalah total biaya variabel per unit output, cara menghitung biaya variabel ini adalah membagi total biaya variabel dengan total output. Sedangkan total biaya variabel adalah semua biaya yang bervariasi dan berhubungan dengan output seperti bahan baku dan tenaga kerja.

Beberapa contoh biaya variabel di perusahaan adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, biaya utilitas, komisi, dan lain-lain.

Fungsi Biaya Variabel

Adanya biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan ini tentunya memiliki fungsi, bukan asal mengeluarkan uang saja. Berikut daftar fungsi dari biaya variabel:

  • Membantu dalam merencanakan strategi perusahaan, menentukan keuntungan dalam jangka pendek dan sebagai pengendali dari beberapa biaya perusahaan.
  • Sebagai acuan dalam mengambil keputusan penting seperti saat menerima pesanan yang bertambah maka perusahaan juga harus siap menambah biaya produksi agar proses berjalan lancar dan klien bisa menerima pesanan tepat waktu.
  • Mengendalikan biaya operasi yang sedang berjalan dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
  • Membantu menentukan batasan mana yang akan menguntungkan bagi perusahaan, khususnya dalam hal pengeluaran biaya.

Perusahaan yang memaksimalkan laba akan menggunakan biaya variabel rata-rata (AVC) untuk menentukan di titik mana mereka harus menghentikan produksi jangka pendek. Kalau harga yang mereka peroleh untuk barang tersebut lebih dari AVC karena output yang mereka produksi, maka perusahaan dapat menutupi semua biaya variabel dan sebagian biaya tetap.

Selama harga di atas AVC dan menutupi sebagian biaya tetap, lebih baik perusahaan melanjutkan produksi. Kalau harga turun di bawah AVC, maka perusahaan bisa memutuskan menghentikan produksi jangka pendek. Kenapa? Karena harga tidak bisa menutupi sebagian biaya tetap atau semua biaya variabel perusahaan. 

Cara Menghitung Biaya Variabel

Contoh Biaya Variabel

Sebelumnya sudah disebutkan bahwa beberapa biaya perusahaan seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, upah lembur, biaya distribusi dan komisi adalah biaya variabel. Pada bagian ini akan dijelaskan satu per satu mengenai biaya tersebut.

Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung merupakan persediaan bahan baku yang perusahaan (manufaktur atau ritel) beli untuk memproduksi barang jadi atau barang setengah jadi untuk dijual. Sedangkan biaya bahan baku langsung merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli semua bahan baku yang nantinya akan berperan dalam proses produksi.

Semua bahan baku yang dimiliki perusahaan harus memiliki wujud, dapat diukur nilainya dan berperan dalam produk atau output. Nilai biaya bahan baku langsung dapat berubah karena adanya perubahan target produksi barang atau jasa perusahaan.

Tenaga Kerja Langsung

Contoh berikutnya dari biaya variabel adalah biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang dibayarkan perusahaan untuk tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan produksi barang dan jasa. Biaya ini akan dibayarkan untuk setiap unit barang yang diproduksi oleh mereka.

Semakin tinggi laju produksi, maka biaya tenaga kerja langsung ini juga akan semakin meningkat. Kalau laju produksi sedang rendah, perusahaan mengeluarkan biaya ini juga dalam jumlah kecil.

Perlu Anda ketahui, biaya tenaga kerja langsung berbeda dengan gaji yang diterima karyawan. Kalau gaji karyawan dibayarkan per bulan, kalau upah per unit produk.

Komisi

Selain biaya tenaga kerja langsung, komisi penjualan juga termasuk bagian dari biaya variabel yang harus dikeluarkan perusahaan. Komisi hanya diberikan kepada salesman kalau mereka berhasil menjual produk atau jasa. 

Besar komisi penjualan tidak menentu, tergantung pada produktivitas pekerja dan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Apakah komisi bisa dipotong? Bisa, ketika kondisi perusahaan tidak mampu memenuhi margin keuntungan dan salesman tidak bisa memenuhi target penjualan mereka.

Upah Lembur Tenaga Kerja

Sebelum mengetahui cara menghitung biaya variabel, contoh berikutnya dari biaya variabel adalah upah lembur tenaga kerja. Upah lembur yaitu biaya yang dibayarkan ke tenaga kerja karena mereka melakukan pekerjaan melebihi jam kantor. Upah lembur ini tidak diberikan rutin, tetapi hanya waktu-waktu tertentu misalnya saat sedang mengejar target produksi yang jumlahnya sangat banyak.

Baca Juga: 5 Contoh ERP dan Penerapannya di Perusahaan Manufaktur

Cara Menghitung Biaya Variabel

Setelah mengetahui pengertian dari biaya variabel dan memahami fungsi serta contohnya, selanjutnya mari kita menghitung biaya variabel. Biaya variabel rata-rata diperoleh dari membagi biaya variabel total dengan jumlah produksi. Cara lainnya dengan mengurangi biaya total rata-rata dengan biaya tetap rata-rata.

Untuk menghitung biaya variabel rata-rata, ikuti langkah mudah ini:

  • hitung biaya variabel total
  • hitung jumlah kuantitas produksi

Dapat juga menggunakan cara ini:

  • hitung biaya total rata-rata
  • hitung biaya tetap (fixed cost) rata-rata

Contoh:

PT Pelangi Sukses memiliki daftar biaya seperti di bawah ini

Biaya variabel (VC)= Rp 30.000.000,-

Jumlah barang yang diproduksi (Q)= Rp 5.000.000,-

Biaya total rata-rata (ATC)= Rp 30.000,-

Biaya tetap rata-rata (AFC)= Rp 15.000

Biaya variabel rata-rata (AVC)= VC : Q

VC = Rp 30.000.000,- : Rp 5.000.000,- = Rp 6.000.000,-

Baca Juga: Wajib Pakai! 10 Fitur Wajib Software Akuntansi Manufaktur

Kesimpulan

Terdapat dua biaya variabel yaitu biaya variabel rata-rata atau average variable cost (AVC) dan total biaya variabel atau total variable cost (TVC). Biaya variabel rata-rata adalah total biaya variabel per unit output, cara menghitung biaya variabel ini adalah membagi total biaya variabel dengan total output.

Sedangkan total biaya variabel adalah semua biaya yang bervariasi dan berhubungan dengan output seperti bahan baku dan tenaga kerja.

Beberapa contoh biaya variabel di perusahaan adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, biaya utilitas, komisi, dan lain-lain.

Biaya variabel rata-rata diperoleh dari membagi biaya variabel total dengan jumlah produksi. Cara lainnya dengan mengurangi biaya total rata-rata dengan biaya tetap rata-rata.

Perhitungan biaya keluar yang diperlukan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasi sehari-hari memang tidak mudah, terutama jika perusahaan memiliki volume produksi dan karyawan yang sangat banyak. Terlebih jika pencatatan biaya dan hal yang berhubungan dengan keuangan masih menggunakan cara manual, ini akan berpotensi pada kesalahan pencatatan dan perhitungan. Jangan sampai human error malah membuat perusahaan Anda merugi.

Untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa menggunakan software ERP seperti MASERP yang bisa memfasilitasi berbagai industri perusahaan, tidak hanya manufaktur.

MASERP memiliki banyak sekali fitur dan modul yang dapat digunakan oleh berbagai departemen di perusahaan seperti keuangan, general ledger, manufaktur, persediaan barang, penjualan, pembelian, pajak, project management dan masih banyak lagi. Dengan begitu, Anda tidak perlu lagi membeli banyak software untuk setiap divisi. 

MASERP memiliki fitur hak akses di mana pengguna dapat disetting untuk dapat mengelola fitur tertentu saja, seperti pekerja manufaktur hanya bisa menggunakan manufaktur, tim akuntan hanya bisa mengakses fitur keuangan.

Bagi Anda yang memiliki perusahaan dengan bisnis flow yang sangat spesifik jangan khawatir, karena fitur MASERP dapat dimodifikasi sesuai bisnis flow Anda.

Segera rasakan banyak manfaat dari penggunaan software ERP di perusahaan Anda dengan menghubungi konsultan ahli kami sekarang untuk mendapatkan demo software MASERP, gratis!

Karakteristik FMCG dan Contohnya di Sekitar Anda

Pentingnya Software Purchasing Untuk Meningkatkan Bisnis