3 Jenis Kliring dan Mekanismenya Bagi Bisnis

Written by S Nuraini Safitri

Kliring adalah

Saat ini, setiap nasabah bank dapat melakukan proses transfer uang dengan mudah. Selain metode transfer uang dengan real time gross settlement (RTGS) dan real time online, nasabah juga bisa menggunakan kliring untuk memindahkan uangnya ke rekening lain. Adanya metode kliring bank maka nasabah akan lebih mudah untuk melakukan penghitungan utang-piutang yang terjadi karena terdapat aktivitas transaksi. Tujuan kliring adalah untuk memudahkan transaksi pembayaran nasabah yang aman dan cepat, juga memperlancar serta memperluas lalu lintas perbankan.

Apa Itu Kliring?

Kliring adalah suatu bentuk penyelesaian pembukuan dan juga transaksi dengan cara memindahkan suatu saldo pada pihak lain yang lebih berhak. Sedangkan secara umum, pengertian kliring adalah sebagai salah satu cara ataupun sarana perhitungan utang-piutang dalam berbagai bentuk surat berharga ataupun surat dagang dari suatu bank nasabah yang sudah digelar oleh pihak Bank Indonesia ataupun pihak lain yang sudah ditunjuk secara resmi.

Baca Juga: QRIS Adalah Sistem Pembayaran Digital yang Penting Diketahui

Tapi dalam perkembangannya, saat ini kliring bukan hanya bisa dikerjakan secara manual, tapi bisa juga dilakukan secara otomatis ataupun dengan media elektronik tertentu. Secara garis besar, kliring adalah suatu bentuk pertukaran warkat ataupun data keuangan elektronik yang dilakukan pada setiap nasabah kliring, baik didalamnya mengatasnamakan peserta atau atas nama peserta nasabah yang setiap perhitungannya akan diselesaikan pada suatu waktu tertentu sesuai kesepakatan.

Jenis–Jenis Kliring

Pada metode LLG ini secara sederhana juga terbagi menjadi tiga jenis yang diklasifikasikan sesuai tempatnya.

Umum

Kliring umum yaitu metode yang paling sering digunakan untuk menghitung warkat perbankan. Semua prosesnya, mulai dari sistem pengaturan dan proses penyelenggaraannya merupakan campur tangan langsung pihak yang bersangkutan dan juga dari Bank Indonesia.

Lokal

Berbeda dengan umum, sistem lokal ini merupakan alat untuk menghitung warkat untuk antar bank. Pihak bank sendiri yang melaksanakannya, namun masih dalam sistem pengaturan dan ketentuan dari bank tersebut.

Antar Cabang

Jenis kliring ini merupakan alat perhitungan untuk menghitung warkat bank yang berada di daerah tertentu, dengan cara mengumpulkan data perhitungan dari kantor cabang lain. Selain jenisnya, metode ini juga memberikan sejumlah manfaat untuk nasabah maupun bagi pihak bank.

Sistem Penyelenggaraan Kliring

Beberapa sistem yang digunakan dalam penyelenggaraan kliring adalah sebagai berikut:

Sistem Manual

Sistem manual yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring serta pemilihan warkatnya dilakukan secara manual oleh setiap peserta.

Sistem Semi Otomatis

Sesuai namanya, sistem semi otomatis yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara otomatis, namun pemilihan warkat dilakukan secara manual setiap peserta.

Sistem Otomatis

Sistem ketiga yakni sistem otomatis dimana sistem penyelenggaraan kliring dan pemilihan warkat dilakukan oleh penyelenggara secara otomatis.

Mekanisme Kliring

Kini mari memasuki mekanisme atau cara kerja kliring. Mekanisme ini terbagi menjadi 2, yakni sebagai berikut:

Perpindahan Dana

Sebelum dilakukan kliring penyerahan, maka perlu dilakukan beberapa hal ini terlebih dahulu:

  • Warkat dicap yang memuat sebutan kliring dan dicantumkan nomor kode kelompok peserta.
  • Persetujuan penyelenggara dan peserta lain.

Kemudian proses kliring penyerahan akan dilanjutkan sesuai urutan berikut:

  • Warkat-warkat akan dikelompokkan sesuai dengan peserta.
  • Warkat debit dan kredit dirinci nilai nominalnya dalam suatu daftar.
  • Berlanjut ke langkah penjumlahan nilai nominal dan banyaknya warkat dalam daftar kliring.
  • Serah terima warkat kliring yang telah ditandatangani oleh wakil peserta kliring.
  • Apabila terjadi perbedaan pendapat mengenai dapat tidaknya warkat diperhitungkan dalam kliring, maka keputusan terakhir diserahkan kepada penyelenggara.
  • Penyusunan neraca kliring kembali ke bank masing-masing untuk menentukan layak tidaknya warkat yang diterima dari bank lain untuk diselesaikan.

Elektronik

Selain kliring penyerahan, ada kliring elektronik. Dalam pelaksanaan kegiatan kliring secara otomatis melalui ACH, bank penarikan tidak perlu bertemu langsung dengan bank tertarik. Bank peserta kliring yang terlibat dalam transaksi kliring akan saling mengkliring warkat-warkatnya melalui media elektronik komputer yang online.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ini:

  • Warkat secara fisik dikirimkan langsung ke BI untuk tujuan pengendalian dan pemantauan kegiatan kliring. Disini pihak bank penarikan akan berbeda sikapnya dengan bank tertarik.
  • Bank penarik akan bersikap lebih agresif dalam melakukan kliring keluar atas warkat debet keluarnya. Disini akan terjadi percepatan penarikan dana dari warkat kliring karena harus memperhitungkan jumlah hari atau jam pengendapan dana kliring tersebut. Dengan demikian bank penarikan tidak akan membiarkan dananya menganggur belum tertarik walau sehari. Dipihak lain bank tertarik akan bersikap pasif. Bank tertarik tidak akan mempermasalahkan kapan bank tertarik akan melakukan kliring.

Bank Indonesia sebagai bank penyelenggara kliring melalui ACH dituntut untuk memiliki administrasi yang sempurna yang dapat membantu seluruh arus dana yang masuk dan keluar dari semua peserta kliring yang terlibat.

Kesimpulan

Sebagai nasabah bank mungkin tidak banyak yang sering menggunakan sistem ini kecuali bagi mereka yang sering melakukan kegiatan transfer dalam jumlah besar untuk keperluan bisnis.

Sebab kliring sendiri menjadi suatu sistem yang memudahkan para pebisnis untuk melakukan proses hutang piutang dengan membubuhkan surat-menyurat sebagai dokumen non tunai seperti ketentuan penyelenggara. Oleh karena itu, proses ini memiliki mekanisme yang jelas dan aman.

Sehingga sebelum melakukan sistem ini sebaiknya kita sebagai nasabah memahami sepenuhnya dan sejelas-jelasnya supaya tidak terjadi kesalahpahaman.

Nah, agar segala pendataan bisnis tersebut tersusun rapi dari setiap periodenya, Anda bisa gunakan software akuntansi modern seperti MASERP.  Terlebih MASERP juga menyediakan banyak fitur yang bisa digunakan untuk membuat berbagai macam laporan keuangan.

Dengan begitu, perusahaan bisa menjalankan pembayaran digital ini dengan lancar, laporan keuangan berjalan dengan baik, dan evaluasi keuangan juga bisa dilihat dengan mudah. 

Safety Stock: Manfaat dan 5 Cara Mudah Menghitungnya

Contoh dan Cara Mudah Menghitung Gross Margin