Dalam menjalankan bisnis, tentu para pelaku bisnis akan dihadapi pada kondisi tertentu yang bisa jadi menguntungkan bisa jadi tidak. Jadi, untuk bertahan secara berkelanjutan perusahaan perlu melakukan penyesuaian. Salah satu kondisi yang akan dihadapi adalah persaingan dari perusahaan lain. Maksudnya, perusahaan mungkin tidak mampu menghadapi perusahaan kompetitor atau bahkan perusahaan non-kompetitor pada kondisi tertentu. Misalnya, perusahaan kalah dari segi pelayanan, kualitas, kesejahteraan sumber daya, dan lainnya. Benchmarking adalah salah satu cara yang bisa dilakukan perusahaan untuk mengatasi hal tersebut.
Secara definisi benchmarking adalah salah satu bentuk pengamatan segala hal yang berkaitan dengan aktivitas dan kinerja perusahaan. Untuk dapat melakukan benchmarking, perusahaan perlu memerhatikan beberapa hal. Berikut penjelasan lengkap tentang proses benchmarking.
Pengertian Benchmarking
Pada dasarnya, benchmarking merupakan kegiatan yang ditemukan pada proses manajemen. Secara pengertian, benchmarking diartikan sebagai kegiatan pengamatan dan membandingkan suatu hal dengan hal lain sebagai patokan dan alat ukur. Dalam konteks bisnis, hal tersebut adalah perusahaan.
Secara praktis, benchmarking diartikan sebagai standar atau tolok ukur antara satu hal dengan hal lain. Tentunya, hal tersebut harus sejenis. Dalam bidang ilmu manajemen, benchmarking dapat dilakukan untuk mengukur perusahaan satu dan yang lain dengan melihat produk, strategi, program, kebijakan, dan aspek lainnya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data dan informasi terkait semua aspek tersebut.
Jenis Benchmarking
Cara melakukan benchmarking tentunya tidak sama satu dengan lainnya. Benchmarking dalam bisnis sendiri dapat dibedakan berdasarkan subjek dan objek. Berikut penjelasannya.
Berdasarkan Subjek
Benchmarking berdasarkan subjek dapat dibagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal benchmarking. Berikut pemaparannya:
Internal Benchmarking
Benchmarking secara internal adalah proses membandingkan kegiatan atau proses yang sama dalam suatu tim atau korporasi. Biasanya, benchmarking jenis ini dilakukan pada perusahaan besar yang memiliki anak perusahaan. Sebagai contoh, anak perusahaan akan melakukan benchmarking kepada induk perusahaan agar terdapat penyamaan visi, misi, dan standarisasi yang sama.
External Benchmarking
Benchmarking secara eksternal dapat dilakukan dengan membandingkan suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Hal yang dibandingkan adalah semua yang berkaitan dengan bisnis perusahaan. Tentunya, dalam melakukan benchmarking secara eksternal, perusahaan harus melakukannya dengan perusahaan di bidang industri yang sejenis.
Ada dua jenis yang termasuk external benchmarking, yaitu competitive benchmarking dan non-competitive benchmarking. Jenis pertama bertujuan untuk membandingkan perusahaan dengan kompetitornya, sedangkan jenis kedua membandingkan perusahaan lain yang bukan kompetitornya. Secara generik dan fungsionalnya.
Berdasarkan Objek
Sementara itu, benchmarking yang dilakukan terhadap objek terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Performance Benchmarking
Performance benchmarking dilakukan dengan mengamati dan membandingkan performa dari produk. Adapun, produk yang dibandingkan dapat berupa barang atau jasa. Perusahaan akan membandingkan harga, fungsi, kualitas, dan aspek lain dengan perusahaan lain sebagai kompetitor.
Product Benchmarking
Secara khusus, perusahaan akan melakukan benchmarking berdasarkan produknya. Product benchmarking adalah kegiatan membandingkan kelemahan dan kekuatan produk perusahaan lain sebagai kompetitor.
Financial Benchmarking
Selanjutnya adalah financial benchmarking. Jenis yang satu ini dilakukan perusahaan dengan mengamati kondisi keuangan perusahaan lain. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberlanjutan dan daya saing dari perusahaan kompetitor.
Process Benchmarking
Kegiatan operasional dan sistem serta keberlangsungan suatu perusahaan dapati diamati dan dicontoh oleh perusahaan lain. Hal itu biasa dikenal dengan process benchmarking. Sebagai contoh, beberapa aspek yang dilakukan benchmarking adalah sistem pembayaran, sistem pencatatan keuangan, pangsa pasar, dan bagaimana perusahaan melakukan employee engagement.
Strategic Benchmarking
Strategic benchmarking adalah perusahaan yang membandingkan bagaimana kemampuan perusahaan di bidang yang sama bisa lebih unggul dibanding yang lainnya. Perusahaan melihat berbagai strategi yang diterapkan dan bukan tidak mungkin dilakukan apabila mendatangkan keuntungan.
Baca Juga: Analisis SWOT: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya
Cara Melakukan Benchmarking
Benchmarking dapat dilakukan apabila tujuan sudah dapat ditentukan. Tak hanya itu, agar tak sia-sia, perusahaan juga harus mendapatkan manfaat dari benchmarking yang dilakukan. Berikut cara melakukan benchmarking yang biasa diterapkan oleh perusahaan.
- Memilih produk, layanan, atau divisi perusahaan untuk dijadikan pembanding.
- Tentukan titik mana yang ingin dilakukan benchmarking
- Dapatkan segala data dan informasi terkait objek benchmarking, misalnya perusahaan kompetitor jika anda melakukan external benchmarking.
- Pelajari dan implementasikan seluruh hasil benchmarking yang dirasa mendatangkan keuntungan dan bernilai positif.
- Evaluasi setiap proses benchmarking yang dilakukan.
Manfaat Benchmarking
Benchmarking adalah salah satu kegiatan yang kerap kali dilakukan oleh para pelaku bisnis. Bahkan, setiap perusahaan akan melakukan benchmarking pada periode tertentu. Hal ini tentu dikarenakan benchmarking memiliki banyak keuntungan dan manfaat apabila dilakukan, yaitu:
Pemantauan Kinerja
Dengan melakukan benchmarking, perusahaan akan dapat memantau kinerjanya. Mengapa demikian? Perusahaan akan lebih aware dengan kondisi dan kinerja yang dialami karena membandingkannya dengan perusahaan lain. Alhasil, dengan melakukan benchmarking akan sangat mungkin suatu perusahaan dapat menerapkannya dan mengembangkan kinerja dari bisnisnya.
Mengetahui Kelebihan
Selain kinerja, perusahaan juga memiliki salah satu hal yang dapat dipertimbangkan, yaitu kelebihan. Dengan melakukan benchmarking, suatu perusahaan dapat mendevelop kelebihannya. Hal tersebut feasible untuk dilakukan karena saat membandingkan dengan perusahaan lain, perusahaan tersebut akan mengetahui pada bagian mana mereka memiliki kelebihan mereka dan bukan tidak mungkin perusahaan tersebut akan memaksimalkan kelebihan yang dimiliki.
Analisis Pasar
Analisis pasar dapat dilakukan dengan benchmarking. Ya, perusahaan dapat melihat bagaiman kiprah dan kinerja perusahaan kompetitor di pasar. Perusahaan akan membandingkannya lalu mengidentifikasi dan mengembangkan apa-apa saja yang dapat membuat perusahaan unggul di pasar persaingan.
Evaluasi Berkala
Kekurangan dari perusahaan dapat ditemukan saat membandingkan dengan perusahaan lain. Oleh karena itu, dengan mengacu pada kekurangan perusahaan akan mampu memperbaikinya ke arah yang lebih baik. Itu adalah salah satu kekuatan utama dari proses benchmarking.
Menentukan Tujuan
Setelah melakukan benchmarking, perusahaan akan menemukan hal apa saja yang menjadi kekurangan dan kelebihan mereka. Perusahaan akan dapat menentukan tujuan setelah mengacu pada hasil benchmarking. Bukan tidak mungkin, perusahaan akan menetapkan target baru untuk tujuan berkelanjutan dan bisa bersaing dengan para kompetitor.
Baca Juga: 3 Cara Jitu Menerapkan Unique Selling Point untuk Bisnis
Kesimpulan
Berdasarkan ulasan di atas, benchmarking adalah salah satu bentuk pengamatan segala hal yang berkaitan dengan aktivitas dan kinerja perusahaan. Perusahaan akan melakukan benchmarking untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan lainnya.
Proses benchmarking dibedakan menjadi dua jenis, yaitu internal dan eksternal. Ada beberapa jenis benchmarking eksternal, salah satunya adalah financial benchmarking.
Financial benchmarking dilakukan dengan mengamati dan membandingkan kegiatan keuangan, kondisi, dan bagaimana siklus serta pencatatan dari perusahaan lain. Perusahaan akan melihat kondisi laporan keuangan dari perusahaan lain untuk melakukan benchmarking.
Biasanya, perusahaan akan menyajikan laporan keuangan secara menyeluruh. Agar lebih mudah, sudah banyak perusahaan menggunakan software atau aplikasi dalam proses penyajian dan laporan tersebut.
Nah, salah satu software ERP dapat membantu perusahaan melakukan pencatatan dan penyajian laporan keuangan. Ya, software tersebut adalah MASERP.
MASERP secara langsung dapat mengakomodasi pembuatan laporan keuangan perusahaan dan mendukung perusahaan untuk membuat kegiatan lain menjadi lebih efektif sesuai yang dibutuhkan perusahaan.
Dengan dukungan teknologi dan fitur canggih dari MASERP, perusahaan dapat mengakses data-data real time yang diperlukan di mana saja dan kapan saja. Perusahaan dapat langsung melakukan evaluasi terhadap data-data benchmarking dan memasukkannya ke dalam software untuk meningkatkan kinerja keuangan.
Lalu tunggu apa lagi? Silakan hubungi konsultan ahli kami secara gratis untuk informasi lebih lanjut mengenai MASERP.