Pengertian Gearing Ratio dan Cara Perhitungannya

Written by S Nuraini Safitri

Profit Sharing Adalah

Untuk Anda yang ingin terjun atau sudah berkecimpung di dunia bisnis tentu saja perlu selalu mempelajari hal-hal baru. Terutama untuk istilah-istilah penting yang mungkin masih ada beberapa yang belum diketahui, salah satunya istilah gearing ratio, gearing ratio adalah rasio keuangan untuk membandingkan ekuitas pemilik dengan peminjam.

Istilah bisnis tersebut sangat penting untuk kemajuan perusahaan. Jadi jangan heran, meskipun mungkin Anda sudah lama tahu seluk beluk dunia bisnis akan selalu ada saja istilah-istilah baru yang muncul. Hal ini terjadi karena dinamisnya dunia bisnis dan juga seiring dengan tren pasar yang ada. Salah satu istilah yang mungkin masih asing untuk pelaku bisnis atau orang awam adalah gearing ratio.

Oleh karena itu untuk membantu Anda lebih memahami dan bagaimana penerapannya dalam bisnis, berikut ini adalah pembahasannya. Yuk, simak!

Pengertian Gearing Ratio

Gearing ratio adalah rasio keuangan untuk membandingkan ekuitas pemilik dengan peminjam. Jadi, gearing ratio ini menunjukkan kepada Anda seberapa besar perusahaan itu tergantung pada utang di dalam struktur modalnya.

Struktur modal di perusahaan itu terbagi menjadi dua yaitu utang dan ekuitas. Utang mewakili liabilitas dan ekuitas mewakili aset bisnis. Oleh karena itu perusahaan harus bisa melunasi hutang tersebut saat sudah jatuh tempo yang telah disepakati sebelumnya. Rasio inilah yang menunjukkan bahwa sudah sejauh mana perusahaan yang telah Anda jalani karena tergantung pada utang dan ekuitas.

Untuk mengurangi gearing ratio yang bisa dilakukan adalah dengan cara melunasi hutang dengan lebih cepat. Bisa juga dengan cara perusahaan menjual saham perdana ke publik atau right issue pada saat perusahaan sebelumnya telah melakukan. Namun bisa juga dilakukan dengan mengkombinasikan dari kedua cara tersebut.

Seringkali para investor juga menganalisa dan memberi pinjaman dengan menggunakan tipe rasio karena bisa menilai bagaimana struktur dari perusahaan tersebut. Dari sini bisa diketahui seberapa besar tingkat risiko yang mungkin saja bisa dialami perusahaan dengan struktur modal yang sudah ditetapkan. Semakin tinggi angka rasionya, maka terindikasi semakin tinggi pula risiko keuangan yang mungkin harus bisa diantisipasi.

Cara Mengukur Gearing Ratio

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengukur gearing ratio, salah satunya adalah dengan menggunakan rasio debt to equity ratio

Misalnya, rasio 4 kali menunjukkan jika hutang perusahaan Anda adalah dua kali dari ekuitas perusahaan. Jika hutangnya Rp 80.000.000, maka dalam hal ini ekuitas perusahaan hanya sebesar Rp 20.000.000 saja. 

Berikut ini rumusan untuk menghitung gearing ratio:

Debt to capital ratio = debt : debt + equity

Debt to equity ratio = debt : equity

Debt to assets ratio = debt : assets

Untuk modal hutang berasal dari pinjaman bank, obligasi korporasi, dan medium term notes. Modal hutang ini jumlahnya cukup besar karena perusahaan harus membayar bunga secara rutin. Hal ini terlepas dari kondisi operasi dan keuntungan yang didapat. Untuk surat hutangnya, maka mereka harus bisa melunasi hutang pokok terlebih dahulu sebelum jatuh tempo.

Cara Membaca Gearing Ratio

Tidak ada gearing ratio yang ideal untuk setiap perusahaan. Kondisi baik atau buruknya gearing ratio itu tergantung dari stabilitas arus kas perusahaan. Jika arus kas stabil maka akan memungkinkan jika perusahaan bisa melunasi kewajibannya dengan tepat waktu dan tentu saja meminimalisir resiko gagal bayar.

Jadi, rasio ini terus berubah seiring dengan berjalannya waktu. Namun hal tersebut pada umumnya akan meningkat saat perusahaan bisa berhasil melakukan ekspansi. Jika sukses, maka perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dan laba dan arus kas di masa depan. Pada akhirnya ini bisa meningkatkan laba ditahan dan ekuitas pemegang saham di sinilah gearing ratio akan menurun.

Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Tentang Ekuitas Beserta Contohnya

Kelebihan dan Kekurangan Gearing Ratio

Hasil dari gearing ratio memang bisa mengubah juga meningkatkan hasil dari nilai perencanaan keuangan dengan dilakukan perbandingan dari waktu ke waktu, namun jika hanya mengandalkan perhitungan ini satu kali saja, maka gearing ratio tidak bisa memberikan manfaat yang juga maksimal.

Poin yang perlu digaris bawahi adalah jika Anda baru pertama kali atau berencana untuk menggunakan perhitungan model ini, jika angka rasionya yang dihasilkan tinggi, maka leverage keuangannya pun akan ikut tinggi.

Nilai dari gearing ratio juga akan sering berubah dan umumnya bisa meningkat jika perusahaan bisa melakukan ekspansi, sehingga memiliki peluang mendapatkan gearing ratio rendah jika ekspansi tersebut berhasil.

Berikut ini adalah acuan baik dan buruknya gearing ratio yang bisa dijadikan referensi untuk Anda. Yuk, catat baik-baik!

  • Jika presentasi gearing ratio angkanya melebihi 50%, nilai leveragenya tinggi. Perusahaan yang memiliki persentase di angka ini akan berada di posisi risiko finansial yang besar. Hal ini terjadi karena ketika mendapatkan keuntungan rendah dan suku bunganya tinggi. Sehingga perusahaan akan lebih beresiko untuk mengalami bangkrut dan tidak bisa membayar kewajiban melunasi hutang.
  • Jika gearing ratio lebih rendah dari 25% maka dinilai memiliki resiko yang rendah untuk para kreditur dan investor.
  • Jika gearing ratio berada di sekitar 25% – 50% biasanya dinilai normal dan optimal. Perusahaan dinilai mapan dan mampu.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas, bisa disimpulkan jika gearing ratio bisa menunjukkan pada Anda berapa besar perusahaan dan itu tergantung pada utang dalam struktur modalnya. Jika angka gearing ratio rendah, maka perusahaan dalam kondisi yang stabil. Kondisi inilah yang penting karena perusahaan akan mampu mengelola hutangnya.

Selain itu, sempat disinggung juga diatas jika kondisi buruk atau baiknya gearing ratio itu tergantung dari stabilitas arus kas perusahaan. Saat arus kas stabil maka perusahaan pada kondisi finansial yang sehat sehingga memungkinkan untuk melunasi kewajibannya.

Tentu saja ada banyak faktor yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan pada saat akan menganalisa rasio ini. Elemen-elemen seperti perkembangan laba, arus kas perusahaan, serta pangsa pasar menjadi hal yang tidak bisa lepas dari perhitungan ini.

Jika Anda mengalami kesulitan dalam menghitung gearing ratio atau perhitungan keuangan yang lain, Anda bisa menggunakan software akuntansi dari MASERP. Tidak hanya itu, software akuntansi ini juga bisa membantu Anda untuk membuat laporan keuangan dan kegiatan akuntansi lainnya yang lebih mudah, cepat, tepat, dan efisien.

Software ini juga sudah dilengkapi dengan banyak fitur dan terintegrasi dengan banyak fungsi bisnis lainnya seperti keuangan, manufaktur, dan juga masih banyak lagi yang lainnya.

Software akuntansi MASERP bisa menjadi pilihan yang terbaik untuk segala kebutuhan akuntansi usaha Anda. Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan pada perusahaan Anda, langsung saja konsultasikan kendala apa yang Anda hadapi kepada konsultan ahli kami. Gratis!

Baca Juga Leverage Adalah Solusi Perusahaan dalam Meningkatkan Profit

New call-to-action

Apa Itu Obligasi? Pengertian, Jenis dan Karakteristiknya

Pahami 6 Manfaat Transformasi Digital bagi Bisnis