Perbedaan Process Costing dan Job Order Costing

Written by S Nuraini Safitri

Pasiva Adalah

Sistem akumulasi biaya, yang biasa digunakan pada bisnis manufaktur adalah jenis sistem job order dan process costing. Jika job order merupakan perhitungan biaya berdasarkan pesanan, lantas bagaimana dengan process costing?

Proses Costing

Bagi yang belum tahu, proses costing adalah sebuah metode akuntansi yang menelusuri dan terakumulasi biaya langsung dan mengalokasikan biaya tidak langsung dari proses bisnis manufaktur. 

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produk pada process ini biasanya dalam batch yang besar atau banyak sehingga bisa menghabiskan lama periode satu bulan.

Oleh sebab itu, biaya pun harus dialokasikan untuk unit individu produk, agar bisa memberikan biaya rata-rata untuk masing-masing unit. 

Metode biaya diterapkan di mana barang atau jasa hasil dari urutan operasi atau proses yang terus menerus atau berulang-ulang. Biaya dirata-ratakan atas unit yang diproduksi selama periode.

Dari penjelasan di atas, bisa dilihat bahwa proses ini cocok untuk jenis industri yang memproduksi produk homogen yang proses produksinya aliran kontinu. 

Baca Juga: Apa itu Biaya Produksi? Pengertian, Jenis dan Contoh

Karakteristik Process Costing di Perusahaan Manufaktur

  • Memiliki sistem produksi yang sifatnya berjalan terus menerus atau biasa disebut intermitten
  • Bagaimana produk yang dihasilkan, yakni berupa produksi massal dan bersifat seragam atau homogen
  • Dilihat dari tujuan produksinya, yakni bertujuan untuk membentuk persediaan atau inventory.

Komponen Laporan Pertanggung-Jawaban Process Costing

1. Informasi yang menunjukkan data produksi serta laporan arus fisik. Di mana unit pada bagian ini adalah unit ekuivalen.

2. Informasi berupa total akumulasi biaya, di mana manajer departemen produksi yang bertanggung jawab.

3. Informasi berupa bagaimana total biaya akan didistribusikan menjadi nilai, ketika barang masih dalam proses atau sudah menjadi produk jadi.

Selain itu, perlu diketahui juga terkait jenis teknik akuntansi yang biasa digunakan untuk menghitung ongkos tetap untuk biaya pembuatan produk termasuk material, upah pekerja, dan biaya overhead. 

Seperti yang sudah dibahas juga sebelumnya, jika ada barang diproduksi karena pesanan, maka teknik perhitungannya adalah menggunakan job order costing.

Sementara, jika ada barang yang diproduksi harus melewati beberapa proses atau tahapan, maka perusahaan membutuhkan perhitungan teknik tersebut.

Secara umum digunakan oleh pabrik yang umumnya memproduksi barang secara tetap. Nah, dengan kata lain, peran di sini adalah menghitung biaya pengerjaan atau nilai kontrak, sedangkan process costing akan digunakan untuk menghitung biaya untuk tiap proses produksi.

Namun, jika ingin melihat perbedaan antara job costing dan process costing dengan jelas, mari simak penjelasan di bawah ini.

Perbedaan Job Order Costing dan Process Costing

Nama dan Makna

Job order costing sudah menunjukkan perhitungan biaya dari suatu kontrak atau pekerjaan yang akan dilaksanakan atas permintaan klien. 

Sementara process costing adalah biaya yang dikenakan untuk setiap proses yang akan dilaksanakan ketika perusahaan ingin menghasilkan suatu produk.

Cara Menghitungnya

Job order costing: menghitung semua biaya yang dikeluarkan pada saat produksi.

Process costing: menghitung biaya tiap proses yang sedang dilakukan, kemudian jumlahnya dibagi jumlah produk yang dihasilkan, agar bisa diketahui biaya tiap unit.

Cakupan Biaya

Job order costing menghitung pekerjaan

Process costing menghitung proses. 

Perhitungan Biaya 

Job order costing akan dilakukan perhitungan setelah pengerjaan produksi selesai. Biasa dipraktikkan pada industri yang melayani permintaan konsumen.

Process costing akan dilakukan perhitungan dilakukan setelah semua proses selesai. Biasa diterapkan pada industri skala besar.

Proses Produksi

Adanya kesalahan atau kehilangan, tidak dihitung untuk perhitungan biaya job costing

Pada process costing, ketika ada kehilangan akan dihitung, yang nilainya akan ditulis sebagai bagian dari kerugian produksi. 

Keunggulan Process Costing

Membantu manajemen untuk memperoleh informasi lebih detail terkait statistik produksi, dari tiap departemen di dalam perusahaan. Sehingga, bisa dilakukan atau diterapkan pada perusahaan yang biasa membuat produk yang berkelanjutan.

Kelemahan Process Costing

Selain ada keunggulan, process costing juga punya kelemahan, yakni terlalu bergantung catatan statistik, sehingga sering dianggap sebagai alih-alih data lapangan.

Selain itu, setiap material dihitung menggunakan rata-rata unit produksi, serta dalam pengeluaran untuk upah, relatif konsisten, sehingga di sini perusahaan harus memiliki sumber dana yang cukup besar.

Kesimpulan

Nah, itu dia beberapa informasi terkait process costing yang biasa digunakan pada perusahaan manufaktur yang memproduksi produk homogen. 

Apapun jenis perhitungan biaya produksinya, sebuah perusahaan harus memiliki perhitungan yang jelas dan akurat sehingga harus membutuhkan alat seperti software akuntansi modern. 

Salah satu software akuntansi MASERP bisa menjadi pilihan, karena software ini akan membantu tim akuntansi dalam menghitung semua pembiayaan produksi serta ketika ingin membuat laporan keuangan. 

Terlebih, perusahaan manufaktur termasuk perusahaan besar yang memproduksi banyak produk atau barang, baik yang khusus dipesan oleh konsumen langsung atau tidak. 

Untuk penggunaan software akuntansi MASERP cukup mudah, bahkan siapapun bisa menggunakannya, meski mereka bukan spesialis akuntansi. 

Namun, sebelum menggunakan, kamu bisa coba konsultasikan terlebih dahulu dengan tim MASERP, agar MASERP bisa memberikan fitur-fitur yang dibutuhkan perusahaan.

Baca Juga: Pahami 4 Keunggulan dan Kelemahaan Sistem Ekonomi Pasar

Mengenal Jenis Akun Riil dan Nominal Dalam Akuntansi

5 Strategi Pengembangan Bisnis Agar Produk Anda Dilirik Pasar